PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) terus mematangkan rencana menjadikan Sumbar sebagai sentra hilirisasi nasional untuk aneka produk turunan gambir. Selain itu, Pemprov juga membentuk Tim Percepatan Hilirisasi Gambir Sumbar yang beranggotakan instansi lintas sektor, termasuk unsur akademisi dan asosiasi petani.
Langkah ini kembali dikuatkan dalam rapat monitoring dan evaluasi (monev) serta persiapan hilirisasi komoditi gambir yang digelar di Istana Gubernur Sumbar pada Rabu (15/10). Rapat yang dipimpin oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan SDM, Nizam Ul Muluk itu berlangsung selama empat jam lebih dan dihadiri berbagai unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) provinsi dan kabupaten, lembaga penelitian, asosiasi petani, akademisi, serta pengamat gambir Sumbar.
Nizam Ul Muluk mengungkapkan bahwa forum ini digelar untuk mengkonsolidasikan berbagai upaya yang telah dilakukan selama ini agar pengembangan gambir di Sumbar tidak lagi berjalan sendiri-sendiri.
“Dari hulu sampai ke hilir, semua pihak sebenarnya sudah berbuat sesuai perannya. Namun kita perlu satu peta jalan bersama agar pengembangan komoditi unggulan ini bisa terarah, terukur, dan berdampak besar pada kesejahteraan petani,” ujarnya.
Salah satu hasil penting dari rapat ini adalah kesepakatan arah hilirisasi gambir yang akan difokuskan pada produksi katekin dan tanin berbasis getah gambir kering murni (GGKM) hasil produksi industri kecil dan menengah (IKM). Model ini dinilai paling realistis dan berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik, tekstil, perekat, hingga makanan dan minuman.
Selain itu, rapat ini juga membahas pentingnya kajian pasar untuk menentukan apakah pengembangan difokuskan pada pasar yang sudah ada atau membuka peluang baru di pasar global. “Kita tidak boleh hanya kuat di produksi, tapi juga harus tahu siapa pembelinya dan ke mana arah distribusinya,” tutur Nizam.














