Laporan : Yesi Deswita
PADANG, HALUAN – Setiap hari menuju senja, 62 lampu dengan kapasitas 6 watt yang telah dipasang di lahan bawang milik Amri Ismail mulai dihidupkan. Satu persatu serangga yang menjadi hama bawang mendekat menuju lampu.
“Hap” serangga yang merupakan cikal bakal ulat itu terkecoh dan jatuh ke wadah berisi air yang telah disiapkan dibawah lampu yang berfungsi sebagai perangkap alami.
Cara yang terlihat sederhana namun ternyata mampu menekan biaya penggunaan pestisida hingga 50 persen.
Penggunaan lampu pada lahan pertanian bawang merupakan terobosan baru di Alahan Panjang. Amri pun kini menjadi pilot project gerakan electrifying agriculture pertama di Sumatra. Ia juga terus menggaungkan swasembada pangan dan perbaikan ekonomi dari desa.
“Alahan Panjang, Kabupaten Solok Sumatra Barat sudah terkenal sebagai salah satu sentra penghasil bawang merah terbesar dan kedua di Indonesia. Tidak jarang saat musim kemarau hama yang banyak membuat petani merugi,” hal itu diungkapkannya di sela-sela rangkaian kegiatan Roadtrip yang digelar PLN UID Sumbar Bersama 30 media di Sumbar, Selasa (26/08/2025).
Petani dituntut harus mau berinovasi agar tidak merugi. Dengan di fasilitasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat, Amri berhasil menerapkan inovasi dengan membuat program Electrifying Agriculture yang didukung dengan memanfaatkan cahaya penerangan lampu di hamparan lahan bawangnya.
“Saya belajar dari petani di Jawa, kemudian dicoba lahan bawang sendiri dan terbukti hasil pertumbuhan tanaman bawang saya cukup bagus, dibanding tanaman bawang yang tidak menggunakan lampu,” ungkapnya.
Sementara itu, General Manager PLN UID Sumbar, Ajrun Karim ketika berada dihamparan petani tanaman bawang Alahan Panjang Solok, menyambut baik inisiatif yang dilakukan petani bawang Amri.
Menurutnya, program Electrifying Agriculture bukan hanya sebagai pendukung ketahanan pangan, tetapi juga membuka peluang peningkatan konsumsi listrik yang produktif.
Hal Ini sejalan dengan program pemerintah menuju swasembada pangan.
“Terkait dengan program pemerintah tersebut, maka PLN tentu mendukung penuh, selain memberi manfaat bagi petani, program ini juga mendorong pemanfaatan energi listrik yang lebih luas,” ungkap Ajrun.
Ia berharap, penerapan Electrifying Agriculture di lahan petani bawang Alahan Panjang Solok, bisa menjadi proyek percontohan bagi petani lain di Sumatera Barat.
Ini sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo tentang swasembada pangan dan penguatan ekonomi dari desa.
“Dengan demikian PLN siap mendukung UMKM maupun sektor pertanian yang memanfaatkan listrik untuk meningkatkan berbagai produktivitas,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Penyuluh Pertanian Kabupaten Solok, Marjulis. Ia berharap banyak petani bawang lain yang juga mengikuti langkah Amri. Selain dapat mengurangi biaya pembelian pestisida yang semakin mahal dan metode ini juga lebih ramah lingkungan.
“Selain biaya menurun. Hasil panen juga semakin berkualitas sebab pestisida yang digunakan lebih sedikit,” ucapnya. (h/yes)














