Program EKI merupakan program peningkatan inklusi keuangan dengan pendampingan mulai dari pra-inklubasi, inkubasi sampai pasca-inkubasi yang mengoptimalkan potensi yang ada di pedesaan yaitu potensi alam, budaya, sosial dan finansial dengan ketersediaan akses keuangan dari berbagai sektor jasa keuangan seperti perbankan, asuransi dan pasar modal.
Salah satunya penerapannya di Sumbar pada peluncuran pilot project EKI di Nagari Sumpu, di Nagari Taram Kab.50 Kota pada tahun 2023 dan Nagari Ulakan Kab. Padang Pariaman pada tahun 2024.
TPAKD Provinsi Sumatera Barat juga melaksanakan EKI di daerah tersebut sebagai program kerja dengan penanggung jawab masing-masing PUJK.
Dorongan ini dilakukan melalui kolaborasi strategis, di mana OJK bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, dan PUJK melalui TPAKD untuk membangun ekosistem keuangan inklusif, khususnya di wilayah terpencil yang belum terjangkau layanan keuangan formal.
“Melalui program ini, lembaga keuangan didorong agar tidak hanya menyalurkan produknya saja, tetapi juga diarahkan pada kegiatan pemberdayaan berkelanjutan (SDGs), seperti memberikan pelatihan literasi keuangan, penyediaan sarana usaha, hingga dukungan digitalisasi bagi pelaku UMKM dan masyarakat rentan seperti petani, nelayan, dan perempuan pelaku usaha,” tutur Roni.
Program lainnya baru-baru ini, tepatnya Minggu (19/10) OJK telah mengadakan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 yang mengusung tema “Inklusi Keuangan Untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.
Kegiatan ini bertujuan untuk membuka akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), mengampanyekan budaya menabung, pemahaman terhadap produk dan layanan jasa keuangan, mendorong penggunaan produk keuangan, dan memperkuat sinergi antar-stakeholder dalam literasi dan perlindungan konsumen.














