Dari aktivitas sederhana ini, anak belajar berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial. Karena anak memiliki perasaan yang sensitif, penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman agar ia merasa diterima dan berani bergaul.
3. Dorong perlahan anak untuk berinteraksi dengan sekitar
Anak dapat belajar dari contoh yang diberikan orang tuanya. Ajarkan ia untuk menyapa, berbicara, dan bersikap ramah kepada orang lain. Ketika orang tua melakukan hal tersebut lebih dulu, anak akan menirunya dengan lebih mudah.
Selain itu, bantu anak untuk berani menyapa teman atau orang-orang di sekitar. Kebiasaan sederhana ini bisa menjadi langkah awal dalam membangun rasa percaya diri ketika berinteraksi di lingkungan sosial.
4. Validasi perasaan anak
Setiap anak memiliki karakter dan tingkat rasa malu yang berbeda. Karena itu, orang tua sebaiknya tidak memaksa atau memberi label negatif seperti “Jangan malu-malu” di depan anak. Ucapan seperti itu justru dapat membuat anak merasa cemas, tertekan, atau tidak nyaman.
Sebaliknya, tunjukkan empati dan berikan dukungan emosional dengan menanyakan apa yang anak rasakan atau inginkan. Dengan begitu, anak akan merasa dimengerti dan lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru tanpa rasa takut.
5. Hargai setiap usaha dan berikan pujian
Anak-anak sangat menghargai pujian, terutama ketika mereka berhasil melakukan sesuatu. Pujian yang tulus mampu menumbuhkan rasa dihargai dan memperkuat kepercayaan diri mereka.
Peran orang tua sangat besar dalam hal ini. Sekecil apa pun usaha anak, berikanlah apresiasi realistis agar ia tetap termotivasi. Walaupun hasilnya belum sempurna, penghargaan sederhana dapat menanamkan pola pikir positif dan keberanian untuk terus berusaha. (*)














