DHARMASRAYA, HARIANHALUAN.ID- Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Dharmasraya sudah berjalan sebanyak empat dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), namun sepertinya pemenuhan Gizi tersebut kurang mendapat pengawasan dari pihak yang kompeten seperti SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) yang sudah ditugaskan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Buktinya, disalah satu sekolah yang menerima MBG, goreng ayamnya ada yang berulat, ada yang busuk, buah rasanya asam dan ada yang busuk.
Pantauan Haluan di lapangan, baru beberapa bulan MBG berjalan dan baru 6 dari 28 dapur atau SPPG yang direncanakan dengan sasaran sekitar 84 ribu, sangat minim sekali pengawasan sampai ke sasaran MBG.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) MBG Kabupaten Dharmasraya, Darisman, ketika dikonfirmasi menegaskan, bahwa untuk pengawasan secara teknis, pihak Pemkab atau Satgas tidak punya kewenangan sama sekali, karena Satgas yang di SK kan oleh bupati, hanya melaporkan apabila ada hal hal yang janggal dalam pelaksanaan MBG.
Misalnya saja kata Darisman yang juga Kepala Dinas Kominfo dan Plt.Asisten 1 tersebut, ada goreng ayam yang busuk atau ditemukan ulat, Satgas turun ke lokasi bersama tim, kemudian dilakukan cros cek, selanjutnya Satgas melaporkan kepada bupati. “Jadi tugas Satgas MBG hanya sampai disitu,” imbuh mantan Kepala Dinas Pertanian itu.
Ia lebih menyarankan kepada Haluan untuk melakukan atau menyampaikan pertanyaan secara kepada SPPI sebagai perpanjangan tangan dari BGN.
Ketua SPPI Kabupaten Dharmasraya, Ririn Anggraini, yang dikonfirmasi terkait pengawasan MBG, melalui sambungan telepon, mengatakan, bahwa disetiap SPPG ada satu orang SPPI yang melakukan pengawasan terhadap jalannya MBG.
Ketika ditanya terkait adanya goreng ayam yang berulat dan busuk, ia tidak tau dan menjawab nanti dikonfirmasi ke SPPG.” Nanti kita konfirmasi ke SPPG nya,” ucap Ririn Anggraini.
Semua kejadian kejadian yang ditemui oleh Haluan di lapangan, Ketua SPPI Ririn Anggraini hanya menjawab dengan enteng.(*)














