JAKARTA, HARIANHALUAN.ID –Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana terjadi di beberapa wilayah Indonesia hingga Kamis (6/11) pukul 07.00 WIB. Berbagai peristiwa tersebut meliputi cuaca ekstrem, angin puting beliung, angin kencang, serta banjir di beberapa provinsi.
Peristiwa pertama, cuaca ekstrem melanda Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, pada Selasa (4/11). Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang menyebabkan kerusakan rumah dan tumbangnya sejumlah pohon. Empat kecamatan terdampak, yaitu Sidomukti, Sidorejo, Argomulyo, dan Tingkir, dengan total 33 KK terdampak.
Berdasarkan laporan yang dihimpun BNPB, tercatat satu rumah rusak berat, satu rumah rusak sedang, 31 rumah rusak ringan, dua fasilitas umum, dan 10 bangunan lainnya terdampak.
BPBD Kota Salatiga telah melakukan asesmen, kaji cepat, serta berkoordinasi dengan aparat setempat. Hingga Rabu (5/11), akses jalan telah dapat dilalui kendaraan, dan proses penanganan serta pendataan masih berlangsung.
Selain di Salatiga, cuaca ekstrem juga menimbulkan dampak di wilayah lain di Pulau Sumatra.Hujan deras disertai angin kencang memicu angin puting beliung di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Peristiwa ini berdampak pada dua kecamatan, yakni Gunung Sugih dan Bekri, dengan 39 KK terdampak.
Kerugian material meliputi dua rumah rusak berat, tujuh rumah rusak sedang, 30 rumah rusak ringan, satu fasilitas pendidikan rusak sedang, serta dua unit kantin rusak sedang. BPBD Lampung Tengah bersama tim gabungan telah menyalurkan bantuan logistik ke lokasi terdampak. Situasi terkini dilaporkan sudah kembali kondusif.
Sementara itu, di wilayah Jawa Tengah lainnya, angin kencang juga menyebabkan kerusakan di beberapa titik pemukiman warga. Angin kencang melanda Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (5/11), akibat hujan berintensitas tinggi. Kejadian ini mengakibatkan satu rumah warga roboh dan beberapa atap rumah beterbangan di sejumlah titik wilayah Desa Kaliyoso dan Sendang Dawung, Kecamatan Kangkung.
Sebanyak 36 KK terdampak dengan rincian lima rumah rusak berat, 12 rumah rusak sedang, dan 19 rumah rusak ringan. Upaya penanganan bencana BPBD Kabupaten Kendal melakukan pendataan di lapangan.
Di wilayah Indonesia bagian tengah, kondisi cuaca serupa juga menimbulkan bencana banjir dengan dampak cukup luas.Banjir melanda Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Rabu (5/11) pukul 12.40 WITA akibat hujan dengan intensitas tinggi. Wilayah terdampak meliputi Desa Monggo dan Ncandi, Kecamatan Madapangga, dengan total 1.122 KK atau 3.584 jiwa terdampak.
BPBD Kabupaten Bima mencatat 1.122 unit rumah, tiga fasilitas pendidikan, dua fasilitas kesehatan, satu fasilitas ibadah, dan satu hektare lahan pertanian terdampak. BPBD setempat telah berkoordinasi dengan camat, kapolsek, koramil, dan aparat desa. Kondisi terkini, banjir dilaporkan telah surut.
Di waktu yang hampir bersamaan, banjir juga dilaporkan terjadi di wilayah Jawa Barat dengan penyebab serupa, yakni curah hujan tinggi dan meluapnya aliran sungai. Banjir juga terjadi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, pada Minggu (2/11) pukul 10.25 WIB akibat meluapnya Sungai Ci Dawolong dan Cibeet setelah hujan berintensitas tinggi. Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, menjadi wilayah terdampak dengan total 107 KK atau 321 jiwa, serta 93 unit rumah terdampak.
BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Karawang dan aparat setempat untuk melakukan asesmen serta mengimbau masyarakat agar tetap memperhatikan keselamatan dan memantau kondisi air di hulu sungai.
Pemerintah daerah telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, Abrasi, dan Tanah Longsor di Provinsi Jawa Barat Tahun 2025/2026 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025, berlaku sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026.
Menyikapi berbagai peristiwa tersebut, BNPB mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan berintensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Masyarakat diharapkan rutin memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik sebagai langkah antisipatif terhadap potensi genangan maupun bencana hidrometeorologi lainnya. (*)














