JAKARTA, HARIANHALUAN.ID — Merayakan semangat Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 yang jatuh pada tanggal 12 November 2025 juga menyambut Hari Anak Sedunia pada 20 November 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama dengan International Pediatric Association (IPA) menyelenggarakan ‘Experience Sharing Workshop: Pediatric Association Advocacy for Immunization Priorities’ pada hari Jumat (14/11) di Jakarta.
Workshop ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dan berbagi strategi inovatif dalam mengatasi tantangan program imunisasi, baik di tingkat nasional maupun global sekaligus menjadi aksi nyata dan wujud komitmen bersama dalam mempercepat peningkatan cakupan imunisasi sebagai investasi fundamental untuk mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045.
Workshop ini menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, termasuk perwakilan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, UNICEF, WHO, serta perhimpunan dokter anak dari berbagai negara seperti Nigeria. Fokusnya adalah pada solusi praktis untuk meningkatkan cakupan imunisasi, mengatasi penolakan, dan memerangi misinformasi.
Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA, SubspKardio(K) menekankan, “Di momentum Hari Kesehatan Nasional tahun ini, IDAI mengingatkan bahwa setiap anak yang terlindungi oleh imunisasi adalah calon pemimpin masa depan. Untuk mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045, kita harus memastikan fondasi kesehatan mereka kuat sejak dini. Tantangan imunisasi yang kompleks, dari aspek logistik hingga sosial budaya, harus kita atasi bersama dengan kolaborasi dan inovasi. Workshop ini adalah langkah nyata IDAI dan seluruh mitra untuk menyamakan langkah, memperkuat advokasi, dan memastikan hak anak untuk hidup sehat dan terlindungi terpenuhi.”
IDAI juga menekankan bahwa Imunisasi adalah salah satu intervensi kesehatan yang paling ‘cost-effective’ dan telah menyelamatkan jutaan nyawa anak. Namun, tantangan yang kita hadapi semakin kompleks, tidak hanya secara teknis medis tetapi juga sosial dan budaya.
Dalam workshop ini akan membahas tantangan multi-dimensi dalam program imunisasi, mulai dari kendala logistik di daerah kepulauan dan pedesaan, manajemen kejadian ikutan pasca imunisasi (AEFI), hingga isu strategis seperti injeksi ganda dan keraguan akan vaksin. Sesi khusus juga akan dikhususkan untuk membangun dukungan pemangku kepentingan dengan pendekatan budaya serta memanfaatkan media sosial untuk komunikasi kesehatan yang efektif.














