“Setahu kami, ruas tol ini tetap berada di rute semula, yaitu melewati Bukittinggi. Belum ada rencana perubahan jalur ke Tanah Datar,” katanya.
Ia menambahkan, seiring proses penyusunan desain dasar oleh PT Hutama Karya dan asistensi di tingkat kementerian, Pemprov Sumbar terus mengingatkan agar rute jalan tol disusun dengan mempertimbangkan nilai sosial dan budaya masyarakat setempat.
“Kami berharap rute yang disiapkan benar-benar menghindari sawah produktif, situs budaya, kuburan, maupun masjid yang dianggap sakral. Kami ingin pembangunan ini minim gesekan sosial,” ujarnya Rinaldi.
Meski belum bisa memastikan tenggat waktu penyelesaian desain dasar tersebut, Pemprov Sumbar berharap proses asistensi di Kementerian PU bisa segera tuntas agar pembangunan fisik dapat segera dilaksanakan. “Kami di daerah masih wait and see Namun tentu kami berharap proses asistensi di Kementerian PU bisa cepat selesai, supaya pekerjaan fisik bisa segera dimulai,” katanya.
Jika semua tahapan berjalan sesuai rencana, pembangunan Tol Sicincin–Bukittinggi akan menjadi kelanjutan penting dari konektivitas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menghubungkan pesisir barat Sumatera dengan kawasan ekonomi di bagian tengah.
Keberadaan tol ini diharapkan menjadi akselerator baru pertumbuhan ekonomi Sumbar sekaligus memperkuat posisi Bukittinggi sebagai simpul strategis transportasi dan pariwisata di wilayah utara Ranah Minang.
Sementara itu, anggota DPR RI asal Sumbar, Andre Rosiade menyatakan, bahwa proyek Tol Sicincin-Bukittinggi akan dimulai akhir 2026 atau awal 2027. Politisi Gerindra itu menyampaikan pengerjaan jalan tersebut berstatus Proyek Strategis Nasional (PSN).
Status PSN ini merupakan langkah penting untuk menyambung Tol Padang-Sicincin yang telah rampung. “Kami menegaskan status PSN pada proyek ini menjadi titik penting bagi percepatan pembangunan tol,” ucapnya.














