Dari setiap mata lomba, terpilih empat pemuncak terbaik di tiap cabang: terbaik I, II, III, dan pemenang favorit. Para pemenang menerima piala, sertifikat, dan uang apresiasi sebagai bentuk penghargaan atas kecintaan mereka terhadap bahasa ibu.
Lalu Ketua Tim Kerja Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Fitria Dewi, juga menyampaikan bahwa festival ini bukan hanya ajang lomba, tetapi juga perayaan cinta terhadap bahasa ibu. “FTBI merupakan upaya kolektif pelestarian bahasa Minangkabau di Provinsi Sumatera Barat,” tutupnya. (*)














