Risnaldi menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen memasukkan festival budaya seperti ini dalam agenda tahunan pariwisata Pesisir Selatan.
“Kita ingin Lumpo menjadi salah satu pusat kegiatan seni dan budaya yang mampu menarik perhatian di tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional,” ucapnya lagi.
Sementara itu, Darmantos selaku panitia pelaksana menyampaikan bahwa festival ini sekaligus menjadi momentum peresmian Sanggar Salibu Boneh. Sanggar yang berdiri sejak 2018 tersebut kini telah memiliki legalitas setelah diaktakan secara notaris empat bulan lalu.
“Selama tujuh tahun, sanggar ini mengikuti berbagai kegiatan seni di luar Kecamatan IV Jurai. Prestasi demi prestasi inilah yang mendorong pemerintah nagari untuk memperkuat legalitasnya,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa festival ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk melestarikan ragam kesenian di Nagari Limau Gadang Lumpo.
“Kami berharap sanggar ini mendapat perhatian bersama, baik dari pemerintah nagari maupun pemerintah daerah. Mohon binaan agar seni budaya di Limau Gadang dan Pessel umumnya dapat terus dilestarikan,” ujarnya.
Festival ditutup dengan berbagai penampilan seni tradisional yang menjadi cerminan kekayaan budaya masyarakat setempat. (*)














