PADANG, HARIANHALUAN.ID —
Kemandirian energi di Kabupaten Kepulauan Mentawai selangkah lagi memasuki babak baru. Sejumlah ilmuwan, akademisi, jurnalis, dan pemerhati energi baru terbarukan (EBT) yang tergabung dalam Komunitas WhatsApp Group EBT Sumbar resmi menggagas pembentukan Yayasan Mandiri Energi Mentawai.
Gagasan pembentukan kelembagaan penggerak potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) ini, lahir dari diskusi intensif yang digelar di Ranai Mart, kawasan Masjid Raya Sumatra Barat, Selasa (18/11/2025).
Hadir dalam diskusi tersebut, Ketua Komunitas EBT Sumbar, Firman Hidayat, tokoh EBT Sumbar, Uwan Sukri Saad, ilmuwan EBT Desrialdi hingga pemegang hak paten Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) Zamrisyaf.
Ketua Komunitas EBT Sumbar, Firman Hidayat, menyebut pembentukan yayasan ini merupakan respon konkret terhadap kebutuhan percepatan kemandirian energi di Mentawai sebagai satu-satunya daerah berstatus 3T di Sumatera Barat yang masih menghadapi tantangan besar dalam pemerataan akses listrik.
“Tujuan utamanya adalah mengakselerasi percepatan kemandirian energi di Mentawai. Selama ini daerah tersebut punya potensi besar, tapi belum terkelola secara maksimal. Dengan yayasan ini, kita ingin menghadirkan gerakan bersama yang terorganisir dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurutnya, Mentawai menyimpan potensi energi terbarukan yang sangat kaya. Mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut, biomassa, Refuse Derived Fuel (RDF), hingga pemanfaatan hutan energi.
Seluruh potensi tersebut dinilai dapat menjadi fondasi kuat bagi transformasi sistem kelistrikan Mentawai jika didorong dengan strategi yang tepat.














