SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID — SPRI DPC Solok Selatan sukses menggelar Sosialisasi Dampak Negatif Judi Online (Judol) bagi pelajar SMA sederajat, Rabu (19/11/2025), kegaiatan ini menjadi gerakan kepedulian insan pers terhadap maraknya judol di kalangan remaja.
Kegiatan dibuka Wakapolres Solok Selatan, Kompol Harry Mariza Putra, yang mengapresiasi langkah SPRI. “Gerakan positif seperti ini menjadi kekuatan baru untuk menjaga generasi kita,” ujarnya.
Ia mengingatkan pelajar agar menjauhi judol. “Kalau kalian menyentuh judol, itu berarti bukan generasi cerdas,” tegasnya.
Ketua SPRI Solok Selatan, Bustanul Deno, mengatakan kegiatan ini lahir dari keprihatinan insan pers. “Judi online merusak moral, keluarga, ekonomi, dan konsentrasi belajar. Ini ancaman serius,” katanya.
Ketua panitia, Cherry S. Richardo, menyebut kegiatan ini didukung berbagai pihak, termasuk perusahaan, tokoh masyarakat, anggota DPRD, Kejari, dan Polres Solok Selatan.
“Isu judol ini dianggap serius oleh banyak pihak, sehingga kolaborasi ini sangat penting,” ujarnya.
Kasi Intelijen Kejari Solok Selatan, Agis Sahputra sebagai pemateri, memaparkan data mencengangkan. Ia menyebut perputaran uang judol mencapai lebih dari Rp650 triliun pada 2021–2024.
“PPATK mencatat 1.160 anak di bawah 11 tahun sudah bermain judol, dan total 197.045 anak di bawah 19 tahun terlibat dengan transaksi Rp293,4 miliar. Ini alarm keras,” tegasnya.
Usai materi, peserta melakukan Deklarasi Anti Judi Online dan menyebarkan stiker kampanye anti-judol yang dipimpin langsung Wakapolres didampingi Kasi Intelijen Kejari Solsel, Kapolsek Sungai Pagu dan Panitia dari SPRI Solsel.
Selain dari Kejari, SPRI Solsel juga menghadirkan Pemateri dari Plh. Kasat Binmas Polres Solsel IPDA M. Tasmin didampingi AIPDA Indra Jaya dan Ketua STIE Widyaswara Indonesia Solok Selatan, OP Bismark selaku akademisi. (*)














