PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pendirian Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol (TIB) di Sumatera Barat (Sumbar) perlahan memasuki tahap pematangan. Sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto, kehadiran Kodam baru ini disebut sebagai wujud perhatian pemerintah pusat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Ranah Minang. Namun hingga kini, lokasi definitif markas Kodam masih terus digodok dan belum diputuskan.
Kepala Penerangan (Kapen) Kodam XX/TIB, Letkol Kav. Taufiq mengatakan, bahwa salah satu alternatif yang tengah dikaji serius adalah area Ruang Terbuka Hijau (RTH) Lapangan Imam Bonjol di Kota Padang. Meski demikian, pihak TNI menegaskan bahwa penentuan lokasi tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa dan harus melalui kajian komprehensif, mulai dari fungsi, lingkungan, hingga dampak sosial-ekonomi.
Pimpinan TNI menyampaikan bahwa kehadiran Kodam XX/TIB tidak hanya berdimensi pertahanan, tetapi juga ekonomi. Aktivitas prajurit maupun operasional TNI di daerah akan menggerakkan sektor usaha, mulai dari perbelanjaan rumah tangga, jasa, UMKM, hingga pariwisata.
“Gaji yang dibelanjakan, kebutuhan operasional kantor, bahkan kunjungan keluarga prajurit akan memutar ekonomi lokal. Itu baru satu sisi. Belum lagi kegiatan kantor dan kebutuhan logistik yang dipenuhi di Padang,” ujar Taufiq.
Ia menambahkan, kehadiran Kodam juga dapat menjadi katalis sektor pariwisata. “Ketika keluarga prajurit berkunjung, kita ajak mereka lihat wisata Padang. Pulang ke Jawa, Bandung, atau Jakarta, mereka akan cerita tentang tempat bagus di sini. Itu dampak promosi yang bekerja secara alami,” ujarnya saat acara coffe morning Kodam XX/TIB bersama insan pers di Gedung Sapta Marga Kodam XX/TIB, Jumat (21/11/2025).
Terkait kekhawatiran publik soal kemungkinan hilangnya Ruang Terbuka Hijau Imam Bonjol, TNI memastikan bahwa fungsi lapangan tidak akan dihapus. Justru kawasan tersebut akan ditata ulang agar lebih tertib dan berkualitas.
“RTH tidak dihilangkan, malah diperbaiki. Lapangan tetap ada, ruang bermain akan dibenahi, rumput diperbaiki, track lari yang rusak ditata ulang. Pohon yang harus ditebang pun akan diganti lebih banyak di lokasi lain,” ucapnya.
Bangunan Kodam, lanjutnya, jika benar ditempatkan di kawasan itu, disebut hanya memanfaatkan ruang kosong di sisi depan dan tidak mengambil alih lapangan utama.














