Menurutnya, pembangunan Kodam adalah proyek strategis yang membutuhkan perencanaan matang. “Tidak ada istilah bangun hari ini, selesai besok. Semua diproses, struktur bangunan, dampak lingkungan, zona merah, hingga fondasi. Kami memakai konsultan untuk memastikan semuanya sesuai standar,” katanya di hadapan Ketua PWI Sumbar, IJTI dan wartawan lainnya.
Ia juga menjelaskan bahwa desain bangunan akan disesuaikan dengan karakter lokasi dan tugas Kodam itu sendiri. Termasuk kemungkinan bangunan bertingkat jika diperlukan.
Ia melanjutkan, semua rencana ini akan dipresentasikan terlebih dahulu ke pimpinan TNI dan pemerintah pusat sebelum diputuskan. Termasuk kepastian lokasi Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol.
“Kalau pimpinan setuju di RTH Imam Bonjol, ya di sana. Tapi kalau ada arahan lain, kita ikuti. Semuanya masih dalam proses,” katanya.
Dengan berbagai pertimbangan strategis dan dampak ekonomi yang diprediksi besar, publik kini menantikan keputusan resmi pemerintah mengenai lokasi definitif Kodam baru kebanggaan masyarakat Sumatera Barat tersebut.
Dua Batalion Dibentuk di Sumbar dan Jambi
Selain itu, Kodam XX/TIB juga membentuk dua Batalion Teritorial Pembangunan yang masing-masing akan ditempatkan di Agam (Sumbar) dan Jambi. Batalion ini bersifat non-tempur, dengan tugas mendukung pemerintah daerah dalam sektor pembangunan, seperti pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, hingga konstruksi.
“Jika daerah butuh konsultasi pertanian atau peternakan, kami punya kompi khusus yang siap membantu. Ini untuk mempercepat pembangunan daerah dan menjawab tantangan nasional ke depan,” tuturnya. (*)














