PADANG, HARIANHALUAN.ID –
Suasana khidmat terasa menyelimuti Komplek Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Sabtu (22/11). Hujan yang sempat mengguyur Kota Padang tak mengurangi kekhidmatan prosesi adat Malewakan Gala Sako yang digelar oleh Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM Sumbar). Suasana sakral menyelimuti penganugerahan gelar terhormat “Datuak Bagindo Nan Kuniang” kepada salah satu putra terbaik Ranah Minang, Dr. dr. Rahyussalim, Sp.OT(K)., Subsp.O.T.B.
Prosesi ini merupakan kelanjutan dari pengukuhan gelar yang telah dilakukan bulan sebelumnya di Nagari Saniangbaka. Acara di Padang sengaja digelar untuk memfasilitasi kehadiran ratusan tokoh, niniak mamak, bundo kanduang, dan kolega penting dari tingkat pusat dan internasional. Dr. Rahyussalim resmi menyandang gelar Datuak Penghulu Kaum Suku Koto Belanti Padang, yang merupakan balahan suku Koto Saniangbaka.
“Kita ambil satu bulan kemudian mengundang beberapa menteri, kolega dari pusat, lembaga, UI dan beberapa universitas termasuk juga dari Malaysia,” jelas Ketua Panitia, Arfa Kasni Dt. Tumangguang, bersyukur acara berlangsung sukses.
Sosok Dr. dr. Rahyussalim, dikenal luas sebagai dokter spesialis ortopedi dan traumatologi terkemuka di Indonesia. Keahliannya dalam micro invasive spine surgery, regenerative orthopaedic spine surgery berbasis laser, hingga layanan berbasis stem cell menjadikannya rujukan utama dalam penanganan penyakit tulang belakang di Indonesia.
Selain aktif di dunia klinis di sejumlah rumah sakit besar di Jakarta, beliau juga seorang akademisi dan peneliti di Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FKUI/RSCM. Pengakuan terhadap integritas dan kontribusinya juga tercermin dari jabatannya sebagai Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) periode 2022–2025 dan Ketua IKA SMA 3 Padang.
Usai prosesi, Dr. Rahyussalim Datuak Bagindo Nan Kuniang menegaskan bahwa gelar adat ini harus memiliki dampak lanjutan, bukan sekadar upacara seremonial lokal. Beliau berharap penganugerahan gelar ini dapat menjadi jembatan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar untuk membuka pintu kerja sama internasional, khususnya dengan negara-negara tetangga.
“Kita lihat sendiri, acara ini turut dihadiri oleh kolega dari Sabah, Malaysia. Tentu ini akan berdampak bagi Pemprov Sumbar. Gubernur harus bisa membuka jaringan kerja sama dengan pihak luar,” ujarnya.
Lebih jauh, ia berharap momentum ini akan memperkuat hubungan budaya dan adat antara Sumatera Barat dan Sabah, Malaysia. “Kita harapkan sesudahnya, kita ingin ada mungkin kerja sama budaya, kerja sama adat seperti tadi yang Datuk dari Sabah hadir dan mereka sangat apresiasi,” kata Dr. Rahyussalim. Kolega dari Sabah bahkan telah berjanji akan mengundang perwakilan Sumbar ke acara adat mereka tahun depan.
Kehadiran sejumlah tokoh nasional turut menegaskan signifikansi acara ini. Dekan Fakultas Kedokteran UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam dan Direktur Utama RSPAD Gatot Soebroto, Mayjen TNI dr. Ichsan Firdaus, hadir secara langsung. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar, Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir, dan Sekda Kota Padang Andre Algamar, meskipun Gubernur Sumbar hanya mengutus perwakilan.
Pemilihan lokasi di Komplek Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dinilai bukan tanpa makna. Lokasi ini menjadi simbol kuat persandingan antara nilai adat dan nilai keagamaan yang menjadi fondasi falsafah Minangkabau: “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”.
Kehadiran tokoh-tokoh nasional dan internasional dalam prosesi adat Minangkabau ini menandai pengakuan besar terhadap Dr. dr. Rahyussalim sekaligus menegaskan peran sentral gelar adat dalam mengukuhkan tokoh berprestasi di kancah nasional dan membuka jejaring global. (h/yes)














