AROSUKA, HARIANHALUAN.ID – Setiap kali hujan turun tiada henti, warga di sejumlah nagari di Kabupaten Solok seakan memutar ulang babak-babak duka yang tak pernah benar-benar selesai. Banjir kembali datang, merendam halaman, menggerus sawah, dan menyisakan lumpur yang menempel di dinding rumah maupun ingatan.
Di Paninggahan, Salayo dan Kotobaru banjir bukan hanya peristiwa alam. Ia telah menjadi elegi yang dituturkan warga dengan nada letih dan pasrah.
Di balik dinding rumah nan basah dan jalan-jalan yang tertutup endapan lumpur, satu hal menjadi jelas, cuaca ekstrem kini menjadi ancaman nyata bagi keselamatan masyarakat.
Pada Minggu (23/11/2025), Wakil Bupati Solok, H. Candra, datang menembus genangan untuk melihat langsung kondisi warga yang terdampak. Tidak ada panggung resmi, tidak pula seremoni. Yang terlihat adalah pertemuan antara pemimpin daerah dan masyarakat yang sedang berjuang melewati masa sulit.
Di salah satu rumah yang terendam, beberapa warga bercerita tentang cepatnya air naik malam sebelumnya hanya dalam hitungan menit. Sawah yang baru ditanami hanyut, akses jalan lumpuh.
“Kami ingin memastikan bahwa pemerintah hadir dalam situasi apa pun,” ujar Wabup Candra kepada warga. Nada suaranya terdengar menenangkan, namun tekanan pada pentingnya kewaspadaan tidak bisa disembunyikan.
“Cuaca ekstrem bisa memicu bencana sewaktu-waktu. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” ucapnya tegas.














