Di Kota Solok, banjir terjadi pada Minggu (23/11) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Peristiwa ini berdampak pada runtuhnya bagian bangunan di dua lokasi, termasuk area sekitar AMIK Kosgoro. BPBD mencatat, sekitar enam kepala keluarga dengan total 18 jiwa terdampak banjir di wilayah tersebut. Hingga saat ini, petugas terus melakukan pemantauan.
Sementara itu, Kabupaten Agam tercatat sebagai daerah dengan dampak paling luas. Tidak hanya banjir genangan, banjir bandang juga terjadi di Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya pada pukul 07.48 WIB. Banjir bandang tersebut menyebabkan tiga kolam renang tertimbun material, satu unit kafe rusak, tiga saung kolam renang hancur, hingga aliran sungai berubah arah.
“Selain itu, banjir genangan menyebabkan kerusakan pada pemukiman, lahan pertanian, dan fasilitas publik. Salah satu jalan di Nagari Pasia Laweh dilaporkan amblas sepanjang 25 meter dengan kedalaman mencapai 2,5 meter,” katanya.
Di Kabupaten Tanah Datar, banjir juga terjadi di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Batipuh Selatan. Satu rumah dilaporkan rusak sedang dan tidak lagi dapat dihuni. “Sejumlah perabotan warga turut mengalami kerusakan akibat derasnya aliran air dari sungai terdekat. Pemerintah setempat telah berkoordinasi dengan dinas terkait, termasuk dinas pekerjaan umum dan lingkungan hidup, untuk penanganan lanjutan,” kata Era
Meski rentetan bencana ini terjadi di beberapa kabupaten/kota, BPBD memastikan tidak ada korban jiwa. “Sejumlah kerusakan, pendataan dampak, dan pemulihan infrastruktur masih berlangsung di lapangan. Pemantauan cuaca tetap dilakukan mengingat potensi cuaca ekstrem masih ada,” katanya.
Era Sukma menyatakan bahwa laporan ini merupakan tindak lanjut dari koordinasi lintas kabupaten/kota melalui posko kebencanaan. “Semua daerah telah melakukan respons awal, baik evakuasi, penanganan sementara, maupun pemantauan situasi,” ujarnya
Lebih lanjut, BPBD Sumbar mengimbau masyarakat tetap waspada terutama bagi warga yang tinggal di dekat aliran sungai, lereng bukit, dan kawasan rawan longsor. “Dengan curah hujan yang masih tinggi, risiko bencana susulan dikategorikan tetap terbuka,” katanya.
Hidrometeorologi Ekstrem
Berdasarkan analisis meteorologi terbaru, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sumbar saat ini berada dalam pengaruh kuat Monsun Asia. Kondisi ini diperkirakan berlangsung pada 21–27 November 2025 dan menjadi penyebab utama meningkatnya hujan deras serta fenomena cuaca ekstrem di sejumlah kawasan Sumbar.














