Menindaklanjuti peringatan tersebut, Gubernur Mahyeldi meminta BPBD provinsi dan kabupaten/kota untuk mempercepat langkah mitigasi. “Saya meminta BPBD provinsi dan kabupaten/kota segera memperkuat pemantauan, memastikan kesiapan personel, peralatan, dan jalur evakuasi. Kita harus bergerak cepat dan tepat agar masyarakat terlindungi,” tuturnya.
Arahan ini menandakan pemerintah daerah tidak ingin kecolongan, mengingat kejadian hidrometeorologi selama beberapa tahun terakhir memberikan dampak besar terhadap masyarakat, mulai dari rusaknya infrastruktur hingga korban jiwa.
Gubernur juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di lereng perbukitan, bantaran sungai, dan wilayah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan. Warga dianjurkan menyiapkan tas siaga berisi dokumen penting dan memahami jalur evakuasi di lingkungan masing-masing sebuah langkah mitigasi sederhana namun sering diabaikan.
“Masyarakat harus proaktif memantau informasi dari kanal resmi seperti BMKG, BPBD, dan pemerintah daerah. Jangan percaya dengan informasi yang sumbernya tidak jelas,” tutur Mahyeldi. Dengan kondisi atmosfer yang masih labil, ia menekankan bahwa kewaspadaan kolektif menjadi kunci. Pemerintah memperkuat sistem, masyarakat memperkuat kesiapsiagaan. Karena di tengah cuaca ekstrem, arogansi atas keselamatan diri hanya akan memperbesar risiko. (*)














