PADANG, HARIANHALUAN.ID — Bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Barat (Sumbar) dalam beberapa hari terakhir terus meluas. Hingga Selasa (25/11), dilaporkan ada 12 kabupaten/kota yang terdampak bencana banjir hingga tanah longsor, dengan kerugian materi ditaksir mencapai Rp4,9 miliar.
Juru Bicara (Jubir) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Ilham Wahab menyebut kondisi saat ini sebagai salah satu episode hidrometeorologi paling signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan total kerugian sementara mencapai Rp4,911 miliar. Hingga kini, ribuan warga di daerah rawan harus berhadapan dengan banjir, longsor, hingga pohon tumbang. Bencana tersebut tersebar di sedikitnya 12 kabupaten/kota, mulai dari Agam, Padang Pariaman, Pasaman, hingga Pesisir Selatan.
“Intensitas hujan tinggi yang berlangsung berhari-hari memicu banjir dan tanah longsor di banyak titik. Selain itu, angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang dan menutup akses jalan,” ujarnya kepada Haluan, Selasa (25/11) malam.
Ilham menyampaikan, Kabupaten Padang Pariaman menjadi daerah terdampak banjir paling besar. Sebanyak 3.076 kepala keluarga atau 9.228 jiwa masyarakat di daerah itu kini terpaksa mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir.
Selain permukiman, sejumlah fasilitas pendidikan, jembatan, hingga areal persawahan turut mengalami kerusakan. Ilham menyebut wilayah ini sebagai episentrum banjir terbesar dalam periode ini.
Sementara itu, di Kabupaten Agam, situasi tidak kalah sulit. Longsor dan pergerakan tanah merusak jalan, menimbun sawah, serta menutup beberapa ruas vital nagari. Tercatat 33 rumah terendam dan 5 hektare sawah rusak. “Akses warga sempat terputus di beberapa titik. Tim kami bekerja cepat melakukan pembersihan material untuk membuka jalur,” kata Ilham.














