Kemudian, Kepala Barantin, Dr. Sahat Manaor Panggabean, menyampaikan tantangan karantina saat ini tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari persaingan global terkait standar kualitas.
“Pertarungan kita sekarang adalah dengan negara lain. Kerja sama ini akan memperkuat performa SDM Badan Karantina dengan dukungan pakar yang tanggap dan selalu update terhadap perkembangan penyakit dan virus,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya penelitian berbasis data ilmiah dan dukungan akademisi dalam proses pengambilan kebijakan. “Kita harus memastikan setiap barang yang masuk bebas penyakit, dan itu hanya dapat dilakukan dengan data yang scientific serta didukung para ahli dari perguruan tinggi,” tambahnya.
Dr. Sahat juga memaparkan program strategis yang tengah disiapkan, yakni pelaksanaan tindakan karantina sejak negara asal barang sebelum masuk ke Indonesia. Langkah ini dinilai akan memperkuat cepat tanggap dan proteksi nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Barantin juga mengungkapkan terdapat 35 alumni UNAND yang saat ini berkarier di instansi tersebut. Kehadiran alumni ini menjadi modal penting dalam memperkuat kolaborasi, sekaligus membuka ruang kontribusi yang lebih luas bagi UNAND di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan. (*)














