PESISIR SELATAN, HARIANHALUAN.ID — Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dalam beberapa hari terakhir memicu banjir dan longsor di sejumlah kecamatan. Debit air meningkat tajam, terutama di kawasan rendah dan daerah aliran sungai yang tersumbat material dari hulu.
Hingga Kamis (27/11/2025), sebanyak 21.280 warga dilaporkan terdampak maupun mengungsi. Banyak warga terpaksa meninggalkan rumah karena luapan air berpotensi terus meningkat, sementara kondisi cuaca belum menunjukkan tanda mereda.
Tim gabungan BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Satpol PP, perangkat OPD, camat, wali nagari, hingga relawan terus dikerahkan untuk proses evakuasi dan penanganan darurat. Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas menjadi prioritas utama.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pesisir Selatan, Mulyandri, menyebut petugas di lapangan bekerja 24 jam untuk membantu warga terdampak bencana.
“Kami fokus pada evakuasi cepat, penyediaan bantuan dasar, dan pembukaan akses jalur yang terputus. Kondisi masih dinamis karena hujan belum mereda, sehingga kami imbau warga mengungsi ke lokasi aman bila debit air mulai naik,” ujarnya.
Kerugian sementara akibat banjir dan longsor diperkirakan mencapai Rp147,6 miliar. Sebanyak 4.256 rumah terendam, sementara dampak terhadap fasilitas umum masih dalam proses pendataan.
Menurut data BPBD, banjir meluas di tujuh kecamatan. Di Kecamatan Koto XI Tarusan, air menggenangi Nagari Duku, Batu Hampa, Nanggalo, Kapuh Utara, Duku Utara, Batu Hampar Selatan, hingga Jinang Kampung Pansur. Kondisi jalan di beberapa titik dilaporkan licin dan sulit dilalui.














