AROSUKA, HARIANHALUAN.ID – Di tengah genangan yang masih menutup sebagian wilayah Nagari Kotobaru, ada pemandangan yang menghangatkan hati.
Puluhan perempuan berpakaian khas Bundo Kandung berjalan beriringan, mengangkat gulungan kain sarung mereka agar tidak terseret arus kecil yang mengalir di jalan. Bukan untuk pagelaran adat, bukan pula untuk seremonial. Mereka datang membawa empati—dan ratusan paket nasi bungkus—untuk warga yang hari-hari ini bergelut dengan banjir.
Kehadiran para Bundo Kandung ini merupakan aksi peduli yang digerakkan bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok. Sejak pagi, kaum ibu itu mengetuk pintu rumah-rumah terdampak, menyalurkan makanan siap santap bagi warga yang dapurnya tak lagi bisa digunakan.
“Ini duka kita bersama. Kami bersama Bundo Kandung turun sebagai bentuk empati terhadap warga terdampak,” ujar Plt. Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, Drg. Aida Herlina, di sela pembagian bantuan.
Aida menjelaskan, banyak warga yang sejak dua hari terakhir tidak mampu memasak. Kompor terendam, peralatan hanyut, sementara air terus masuk ke rumah-rumah mereka. Dalam situasi seperti itu, sekotak nasi bungkus bukan sekadar makanan, ia menjadi penguat semangat.
Di salah satu sudut jorong yang terendam, seorang ibu terlihat menahan haru sambil menerima paket nasi. “Alhamdulillah… dapur kami tak bisa dipakai, api pun tak bisa kami hidupkan,” ucapnya pelan.
Bagi para Bundo Kandung, aksi ini bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi panggilan hati. Mereka menyebutnya sebagai bentuk sitawa si dingin, pengobat lara dan penenang bagi mereka yang sedang dirundung musibah.














