SIGAPOKNA, HARIANHALUAN.ID — Banjir besar yang melanda Desa Sigapokna, Kecamatan Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, selama lima hari berturut-turut berubah menjadi bencana paling mengkhawatirkan bagi warga.
Genangan air tersebut menembus lantai rumah panggung yang selama ini menjadi andalan masyarakat untuk bertahan dari banjir. Meski tak ada korban jiwa, 801 warga harus bertahan dalam kondisi darurat dengan akses yang serba terbatas.
Kepala Desa Sigapokna, Elias Piau, melaporkan bahwa banjir merendam 178 rumah di Dusun Sigep dan Toktuk Politcoman. Selain mengisolasi ratusan warga, banjir juga merusak berbagai fasilitas umum vital. Rumah sekolah SDN 02 Sigapokna, satu unit masjid, tiga gereja, satu balai dusun dan satu gedung TK turut terendam.
Kerusakan infrastruktur juga cukup parah. Sebuah jembatan di Pilionan roboh, memutus akses antarwilayah, sedangkan gedung heler padi Sigapokna mengalami kerusakan berat. Pohon besar tumbang di Lingkungan 1, namun beruntung tidak menelan korban.
“Yang paling kami syukuri, tidak ada korban jiwa maupun warga yang hilang,” kata Elias Piau, Jumat (28/11/2025).
Meski begitu, ia menegaskan bahwa kondisi warga saat ini masih memerlukan bantuan, terutama terkait pemenuhan kebutuhan dasar, akses mobilitas dan upaya pemulihan fasilitas umum.
Hingga saat ini, warga masih menunggu bantuan lanjutan sambil berharap air segera surut sepenuhnya agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal setelah lima hari terisolasi banjir. (*)














