PADANG, HARIANHALUAN.ID— Bantuan untuk masyarakat Sumatra Barat yang terdampak rangkaian bencana banjir bandang dan galodo terus mengalir.
Pada Minggu (30/11/2025), giliran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian RI menyalurkan bantuan obat-obatan khusus ternak, sebagai respons atas banyaknya hewan peliharaan warga yang ikut terdampak bencana.
Bantuan tahap pertama ini diserahkan langsung oleh Anggota DPR RI Titiek Soeharto kepada masyarakat terdampak, disaksikan oleh Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy.
Kehadiran keduanya menjadi penegas bahwa pemulihan sektor peternakan tak boleh luput dalam penanganan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumbar.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sumbar Sukarli, mengungkapkan bahwa bantuan dari pemerintah pusat sangat krusial mengingat banyak ternak warga yang mengalami luka, stres, bahkan hilang pasca bencana.
Ia menegaskan, obat-obatan ini diprioritaskan untuk daerah yang paling parah terdampak.
“Bencana tidak hanya menghancurkan rumah warga, tetapi juga menyerang sumber penghidupan mereka. Banyak ternak yang terluka, terinfeksi, atau terpapar lingkungan tidak higienis. Bantuan dari Ditjen PKH ini sangat membantu proses penyelamatan dan pemulihan ternak masyarakat,” ujarnya kepada Haluan Minggu (30/11/2025).
Bantuan tahap pertama dari Kantor Pusat Ditjen PKH mencakup berbagai jenis obat penting yang dibutuhkan dalam kondisi darurat, di antaranya antibiotik, analgesik, antihistamin, vitamin injeksi, disinfektan cair, spray luka, dan obat cacing.
Totalnya mencapai ribuan botol dan unit, menyesuaikan kebutuhan lapangan yang masih sangat mendesak.
Selain bantuan pusat, Unit Pelaksana Teknis Ditjen PKH BV Bukittinggi juga mengirimkan paket obat tambahan. Item yang disalurkan meliputi antibiotik, analgesik, vitamin injeksi, spray luka, obat kembung, antihistamin, serta ribuan spuit dan jarum suntik yang dibutuhkan petugas di lapangan untuk melakukan tindakan cepat terhadap ternak terluka.
Sukarli menambahkan bahwa tim medis Disnakeswan bersama dokter hewan Kementan kini bergerak ke sejumlah titik, termasuk wilayah Agam, Tanah Datar, dan Kabupaten Limapuluh Kota—daerah yang paling besar kehilangan ternak akibat bencana. Mereka melakukan pemeriksaan, penanganan luka, hingga pendataan kebutuhan lanjutan.
Wagub Vasko Ruseimy mengapresiasi langkah cepat Kementan dan Ditjen PKH. Menurutnya, peternak adalah kelompok yang paling rentan ketika bencana terjadi, karena kehilangan ternak berarti kehilangan sumber ekonomi utama. Ia menegaskan pemerintah daerah akan memastikan distribusi bantuan berjalan tepat sasaran.
Sementara itu, Titiek Soeharto yang turun langsung menyerahkan bantuan menilai penanganan bencana harus melihat keseluruhan dampak, termasuk pada hewan ternak yang menjadi penopang ekonomi rumah tangga di Sumbar. “Pemulihan ini bukan hanya soal bangunan, tapi juga tentang mengembalikan kehidupan warga,” ujarnya.
Bantuan tahap berikutnya direncanakan menyusul, tergantung hasil evaluasi lapangan terhadap kebutuhan medis ternak di titik-titik bencana. (*)














