Senin, 1 Desember 2025
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
HARIANHALUAN.ID OPINI

Kualitas Coparenting sebagai Kunci Kesejahteraan Orang Tua dan Anak

Editor: Silvia Oktarice
Senin, 01/12/2025 | 07:04 WIB
ShareTweetSendShare

Mafaza, S.Psi., M.Sc
Dosen Departemen Psikologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas

Indonesia masih terus menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan sosial meliputi tingginya angka kekerasan dan perundungan, kenakalan dan perilaku berisiko remaja (kehamilan di luar nikah, penggunaan obat-obatan terlarang), tingginya angka putus sekolah, kekerasan rumah tangga, kemiskinan, dan permasalahan kesehatan mental.

Penelitian secara konsisten telah menunjukkan bahwa akar permasalahan dari konidisi tersebut sebagian besar bermula dari praktik pengasuhan dan dinamika keluarga yang disfungsional.

Pengasuhan yang berkualitas, penuh kehangatan, responsif, konsisten, dan terdapat pembinaan emosional terbukti dapat mendukung perkembangan keterampilan anak secara positif (seperi pengendalian diri, empati, keterampilan sosial, dan regulasi emosi) yang dapat melindungi anak dari berbagai resiko sosial.

Sebaliknya, pengasuhan yang tidak berkualitas, meningkatkan resiko anak mengalami permasalahan emosional, permasalahan perilaku, trauma yang tidak terselesaikan, dan apabila tidak tertangani dengan baik akan terulang kembali dengan pola yang sama saat anak membentuk keluarga dimasa depan.

Hal inilah yang akan menjadikan permasalahan ini sebagai permasalahan lintas generasi dan turun temurun. Maka dari itu, pengasuhan tidak bisa lagi dipandang hanya sebagai kegiatan rutinitas belaka melainkan menjadi faktor utama yang menjadi sumber kekuatan dan pendukung tercipatanya masyarakat yang berkualitas, serta bagian dari strategi pembangunan sosial.

Kesadaran akan pentingnya memperkuat keberfungsian keluarga dan kualitas pengasuhan sudah mulai meningkat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kebijakan pemerintah, seperti rencana strategis Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga tahun 2025-2029 yang berfokus pada peningkatan ketahanan dan kesejahterahan keluarga dan terbentuknya berbagai program pendampingan pada keluarga.

Akan tetapi, program-program tersebut masih menunjukkan kelemahan yang perlu untuk terus ditingkatkan. Salah satunya adalah banyaknya program-program yang masih berpusat pada Ibu terkait keterampilan dan pengetahuan pengasuhan dasar, sedangkan masih sedikitnya melibatkan peran dan kontribusi ayah, serta pengasuhan bersama (ibu dan ayah).

Proses pengasuhan bersama atau sering disebut sebagai coparenting merupakan proses kolaboratif antara ibu dan ayah, dimana pengasuhan tidaklah berjalan sendiri-sendiri. Pengasuhan yang efektif bergantung pada hubungan pengasuhan bersama yang sehat dan para pengasuh saling mendukung, berkoordinasi, dan menghormati peran masing-masing. Feiberg (2003) menjelaskan dimensi-dimensi utama dari coparenting yang berkualitas meliputi adanya dukungan, minimnya saling menjatuhkan, terlaksananya pembagian peran dan tugas, serta koordinasi yang jelas.

Dukungan dapat dalam bentuk informasi, emosional, atau praktik perilaku langsung yang diberikan antar orang tua pada satu sama lain. Orang tua yang mendapatkan dukungan dari pasangan akan menunjukkan stress yang lebih rendah, keterlibatan pengasuhan yang lebih baik, dan menciptakan iklim emosional keluarga yang lebih aman.

Sebaliknya, apabila ayah dan ibu menunjukkan pertentangan dan saling meremehkan keputusan pengasuhan satu sama lain, maka akan memicu konflik yang lebih tinggi dan menurunkan kualitas kerjasama. Dimensi selanjutnya adalah pembagian kerja dimana tanggung jawab pengasuhan dibagi dan dilakukan secara bersama-sama.

Dalam konteks Indonesia, masih banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Ibu lah yang menjadi pihak yang mendapatkan beban dan tuntutan pengasuhan lebih banyak (Mafaza dkk., 2022). Hal ini menciptakan persepi ketidakseimbangan tugas, perasaan kewalahan, dan ketidakpuasan terhadap pasangan. Pembagian kerja yang baik, dapat membantu mengurangi kelelahan ibu, meningkatkan ikatan ayah dan anak, serta memperkuat stabilitas emosional di dalam rumah tangga.

Dimensi terakhir adalah koordinasi orang tua, dimana menggambarkan seberapa baik orang tua berkoordinasi dalam menegakkan aturan, rutinitas, disiplin, komunikasi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Penelitian di Indonesia juga menunjukkan salah satu tantangan dari kerjasama pengasuhan adalah perbedaan pendapat antara ayah dan ibu tentang disiplin dan keputusan-keputusan lain terkait anak. Ketidaksamaan pandangan dan persepsi tentang pengasuhan yang tidak didukung dengan koordinasi akan memperburuk kualitas pengasuhan.

Kerjasama pengasuhan yang buruk dapat memicu konflik melalui masalah komunikasi dan ketidakpuasan terhadap pasangan. Konflik yang tinggi akan memicu iklim keluarga yang penuh luapan emosi negatif.
Pentingnya kerjasama pengasuhan ini telah didukung oleh hasil-hasil penelitian, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Coparenting ditemukan dapat mendukung perkembangan anak ke arah yang positif, melainkan juga dapat meningkatkan kesejahterahan psikologi orang tua (Mafaza & Sarry, 2022).

Manfaat yang dirasakan dari kerjasama pengasuhan dapat menyasar seluruh anggota keluarga. Bagi anak, pengasuhan bersama yang baik menurunkan risiko masalah perilaku dan emosional pada anak.

Ketika orang tua bekerja sebagai tim saling mendukung, berbagi tanggung jawab, dan menerapkan aturan yang konsisten, anak-anak mengalami lebih sedikit stres dan rutinitas yang lebih mudah diprediksi.

Kualitas kerjasama pengasuhan baik maka akan memungkinkan anak-anak untuk memiliki hubungan dekat dengan kedua sisi orang tua. Sebaliknya, pengasuhan bersama yang buruk meningkatkan ketegangan keluarga, memicu kebingungan atas ketidak konsistenan aturan, serta membuat anak rentan terpapar konflik. Hal tersebutlah yang sering memicu perilaku agresi, kecemasan, atau penarikan diri.

Bagi orang tua, coparenting ditemukan secara signifikan dapat meningkatkan kesejahteraan (well-being). Ditengah besarnya tuntutan dan tanggaung jawab terkait tugas membearkan anak, pengasuhan bersama yang suportif dan terkoordinasi mengurangi stres, berbagi beban pengasuhan, memperkuat kepercayaan diri orang tua, dan meningkatkan hubungan pasangan semuanya melindungi kesehatan mental dan meningkatkan kepuasan.

Sebaliknya, pengasuhan bersama yang buruk atau tidak setara meningkatkan beban orang tua, konflik, dan keraguan diri, yang dapat mengikis kesejahteraan psikologis serta menyebabkan kelelahan atau tekanan emosional.

Dengan beralih dari intervensi yang berfokus pada individu ke intervensi berbasis sistem keluarga, program pengasuhan anak di Indonesia dapat lebih mendukung realitas keluarga modern dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih tangguh, sehat, dan produktif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan modul pengasuhan bersama ke dalam program pengasuhan nasional dan berbasis komunitas.

Modul mencakup bahasan mengenai komunikasi dan resolusi konflik, pengambilan keputusan bersama, rutinitas yang konsisten, dukungan emosional antar pasangan, serta negosiasi pembagian kerja. Selain itu juga mempertajam strategi yang dapat meningkatkan keterlibatan ayah dalam keluarga.

Modul dari program terkait yang sudah berhasil memperkuat pengasuhan bersama dan dapat dijadikan rujukan adalah yang diterapkan oleh Family Foundation (Amerika Serikat), Triple P (Australia), dan Incredible Years (Inggris). Mengdaptasi kedalam nilai lokal dengan mengintegrasikan poin-poin efektifiy juga dapat dijadikan opsi.

Oleh karena itu, intervensi yang efektif harus menargetkan hubungan antar orang tua (ayah-ibu) bukan hanya keterampilan pengasuhan secara individu, karena perkembangan anak yang sehat bergantung pada kualitas kerjasama pengasuhan secara keseluruhan.

Program pengasuhan yang sudah ada saat ini belum secara sistematis menangani permasalahan pengasuhan bersama, sehingga beban pengasuhan ibu masih sangat tinggi, kurangnya keterlibatan ayah, anak-anak masih menerima aturan yang tidak konsisten, dan konflik keluarga masih berkelanjutan.

Maka, mengingat tingginya beban pengasuhan ibu di Indonesia, adanya pengaruh dari keluarga besar, dan limpahan stres dari subsistem perkawinan ke pengasuhan, penguatan pengasuhan bersama sangat penting untuk mencapai hasil pengasuhan yang optimal. (*)

Tags: CoparentingPengasuhan bersamaPsikologi
ShareTweetSendShare

BacaJuga

Ketika Banjir Menggenangi Sumatera Barat, Pembelajaran Digital Menjaga Manusia Tetap Berpikir

Ketika Banjir Menggenangi Sumatera Barat, Pembelajaran Digital Menjaga Manusia Tetap Berpikir

Sabtu, 29/11/2025 | 20:45 WIB
Tol: Jalan Penyelamat Sumbar dari Siklus Bencana dan Isolasi

Tol: Jalan Penyelamat Sumbar dari Siklus Bencana dan Isolasi

Sabtu, 29/11/2025 | 20:19 WIB
Alam Marah, Tak Lagi Ramah

Alam Marah, Tak Lagi Ramah

Jumat, 28/11/2025 | 16:34 WIB
Transparansi, Media, dan Masa Depan Bangsa

Transparansi, Media, dan Masa Depan Bangsa

Jumat, 28/11/2025 | 13:18 WIB
Agen BRILink Menembus Jorong, Membuka Akses Keuangan Tanpa Batas bagi Warga Pedesaan

Agen BRILink Menembus Jorong, Membuka Akses Keuangan Tanpa Batas bagi Warga Pedesaan

Jumat, 28/11/2025 | 10:07 WIB
Melindungi Siswa di Dunia Maya: Pentingnya Literasi Risiko Internet di Sekolah Digital

Melindungi Siswa di Dunia Maya: Pentingnya Literasi Risiko Internet di Sekolah Digital

Rabu, 26/11/2025 | 23:38 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANOPINI

Kualitas Coparenting sebagai Kunci Kesejahteraan Orang Tua dan Anak
OPINI

Kualitas Coparenting sebagai Kunci Kesejahteraan Orang Tua dan Anak

Senin, 01/12/2025 | 07:04 WIB

SelengkapnyaDetails
Ketika Banjir Menggenangi Sumatera Barat, Pembelajaran Digital Menjaga Manusia Tetap Berpikir

Ketika Banjir Menggenangi Sumatera Barat, Pembelajaran Digital Menjaga Manusia Tetap Berpikir

Sabtu, 29/11/2025 | 20:45 WIB
Tol: Jalan Penyelamat Sumbar dari Siklus Bencana dan Isolasi

Tol: Jalan Penyelamat Sumbar dari Siklus Bencana dan Isolasi

Sabtu, 29/11/2025 | 20:19 WIB
Alam Marah, Tak Lagi Ramah

Alam Marah, Tak Lagi Ramah

Jumat, 28/11/2025 | 16:34 WIB
Transparansi, Media, dan Masa Depan Bangsa

Transparansi, Media, dan Masa Depan Bangsa

Jumat, 28/11/2025 | 13:18 WIB

HALUANTERPOPULER

  • Danau Singkarak Meluap, Fenomena yang Kembali Terjadi Setelah 40 Tahun Terakhir

    Danau Singkarak Meluap, Fenomena yang Kembali Terjadi Setelah 40 Tahun Terakhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukti Satelit Tak Terbantahkan: Pembalakan di Bukit Barisan Jadi Biang Galodo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Titiek Soeharto Serahkan Bantuan Obat-Obatan Ternak dari Ditjen PKH untuk Korban Bencana Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Pelangai Gadang Kecewa, Janji Pembangunan Jembatan Gantung Tak Kunjung Terwujud

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dramatis, Anggota DPRD Hafni Hafiz Terobos Hujan Badai Selamatkan 100 Warga Terisolasi dengan Mobil Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  [email protected]

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • Situasi terkini di Jalan Lembah Anai pada hari ini Minggu (30/11). Untuk jalan Lintas Padang - Bukitnggi via lembah anai belum bisa di lalui. Diharapkan kepada pengendara agar selalu berhati - hati.
  • Situasi terkini macet di Sitinjau Lauik, Minggu (30/11).

Follow Us

  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

HarianHaluan.id © 2025.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © 2025.