LIMA PULUH KOTA, HARIANHALUAN.ID – Kabupaten Lima Puluh Kota ikut sebagai daerah yang terdampak bencana akibat cuaca ekstrim. Meski demikian, bencana yang melanda tidak separah seperti daerah lain di Sumbar. Tidak ada korban jiwa tetapi sejumlah fasilitas umum, rumah warga hingga areal pertanian rusak akibat banjir dan longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota mencatat, dari 13 kecamatan, dampak bencana terparah bagian utara atau kawasan Mudiak seperti Gunuang Omeh, Bukit Barisan dan Suliki.
“Kawasan mudiak meliputi Gunuang Omeh, Bukit Barisan dan Suliki yang paling berdampak berdampak,” ujar Pelaksana Tugas BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota Arie Kurniawan.
Dampak bencana di tiga kecamatan tersebut, katanya, yaitu tanah longsor, banjir bandang hingga pohon tumbang merusak rumah warga.
Plt BPBD Lima Puluh Kota itu juga menjelaskan dampak dari bencana alam banjir dan longsor di kawasan utara Kabupaten Lima Puluh Kota itu merusak ratusan rumah warga, merusak 2 unit SD, 1 jembatan putus, serta merendam puluhan hektar kawasan pertanian warga.
Sejumlah akses jalan penghubung antar nagari pun terputus tertimbun oleh material longsor.
Kemudian, areal pertanian di sepanjang aliran sungai Barang Sinamar yang awalnya sempat meluap, kini sudah normal.
“Sudah dilakukan perbaikan dalam tanggap darurat bencana. Material longsor sudah dibersihkan. Bantuan untuk korban bencana berangsur disalurkan,” katanya lagi.
BPBD Lima Puluh Kota berharap kepada masyarakat yang menetap di kawasan rawan bencana seperti di sepanjang aliran sungai dan ditebing perbukitan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana. (*)














