PADANG, HARIANHALUAN.ID — Bencana hidrometeorologi yang telah berlangsung selama sepekan sejak Sabtu (22/11) hingga Jumat (28/11) kemarin menimbulkan kerugian besar, baik secara morel maupun materil. Dalam pelaporan, sebanyak 31.845 jiwa terdampak.
 Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Hendri Zulviton menyebutkan hingga Jumat kemarin, ada delapan warga yang meninggal dunia.
 “Delapan warga yang meninggal dunia hanyut terbawa arus sungai yang meluap. Seluruh korban berasal di Kecamatan Koto Tangah. Enam di antaranya di Lubuk Minturun. Satu warga Ikur Koto, dan satunya lagi di Pasie Nan Tigo. Seluruh korban sudah kita evakuasi,” katanya.
 Selain itu, jelas Hendri, akibat bencana ini sebanyak 31.845 warga terdampak banjir. Kecamatan terbesar yang terdampak yakni di Kecamatan Koto Tangah sebanyak 21.488 jiwa. Kemudian disusul Kecamatan Padang Utara sebanyak 4.898 jiwa. “Sementara warga yang mengungsi sebanyak 17.220 jiwa,” katanya.
 Kalaksa BPBD Kota Padang itu menjelaskan, data Pusdalops BPBD Padang mencatatkan sebanyak 156 unit rumah rusak di Kota Padang. Lokasi terbanyak mengalami kerusakan yakni di Kecamatan Pauh sebanyak 80 unit rumah.
 “Kerusakan beragam, ada yang rusak berat, sedang, maupun rusak ringan. Hingga saat ini Pusdalops BPBD Padang terus mendata jumlah kerugian maupun korban terdampak. Pusdalops akan terus melakukan update data terkini setiap harinya,” ujar Hendri Zulviton tersebut.
Sekolah, Jembatan, dan Jalan Rusak Berat
 Selain korban yang terdampak, banjir ini juga mengakibatkan kerusakan, baik rumah, sekolah, jembatan, dan yang lainnya. Hingga saat ini BPBD Kota Padang masih menginventarisir kerugian yang dialami.
 Ada tiga bangunan SD yang mengalami rusak berat. Lalu lima jembatan juga mengalami rusak berat. Jembatan itu terdapat di Kecamatan Kuranji, Kecamatan Pauh, dan di Kecamatan Koto Tangah. Bahkan di Kuranji, satu jembatan hanyut diseret banjir, dan lima jembatan rusak itu merupakan akses warga sehari-hari.
 Hendri memaparkan lagi bahwa infrastruktur jalan pun juga mengalami kerusakan cukup berarti. Pihaknya juga mencatatkan tiga ruas jalan rusak berat.
 “Sedangkan di Pauh, jalan sepanjang 60 meter putus total. Satu musala pun juga ikut rusak akibat bencana banjir. Musala di Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, rusak berat pada Kamis lalu. Lahan pertanian di Kapalo Koto, termasuk ikut terdampak, ada dua lahan milik warga yang rusak,” ungkap Kalaksa BPBD Padang.
 Kalaksa Hendri juga menyebutkan, hingga kini 100.000 pelanggan air minum Perumda AM Padang juga tidak mendapat aliran air bersih. Delapan IPAL milik perusahaan air minum itu rusak berat, sehingga warga memilih menampung air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. (*)














