AGAM, HALUAN — Informasi memilukan kembali mengemuka dari Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Dalam sebuah video wawancara yang beredar luas, seorang jurnalis Naajiyatv mengungkapkan fakta lapangan yang jauh lebih mengerikan dari laporan awal.
Ada empat nagari di kawasan hulu hingga hilir kawasan itu kini trlah rata dengan tanah setelah disapu banjir bandang (galodo) besar.
Menurut keterangan dalam video tersebut,aliran galodo menghantam dari bagian atas hingga ke bawah tanpa menyisakan apapun, menghancurkan permukiman, lahan pertanian, hingga infrastruktur dasar yang ada di sepanjang lintasan.
“Ada empat nagari dari atas sampai ke bawah yang dilalui banjir bandang. Dan semuanya itu hanyut,” ujar reporter tersebut dalam rekaman yang viral dan diunggah akun Instagram @pasbartvnews Senin (1/12/2025)
Ia menggambarkan skala kehancuran yang sulit dibayangkan. Lebar sapuan banjir bandang disebut mencapai hampir satu kilometer, bukan lagi menyerupai aliran sungai, melainkan dinding air bercampur material besar yang menyapu bersih semua yang dilaluinya.
“Rata-rata masyarakat yang bertani di nagari itu membuat rumah di aliran sungai. Itu yang disapu aliran banjir bandang, sehingga tidak menyisakan sama sekali harta benda.”
Lebih memilukan lagi, jumlah warga yang terdampak masih terus bergerak. Dalam video itu disebutkan sekitar 4.000 jiwa terdampak di empat nagari tersebut, dengan sebagian sudah dievakuasi menggunakan jalur udara, namun banyak yang belum diketahui nasibnya.
“Kemungkinan ada seribuan masyarakat yang ada di atas itu. Datanya berubah. Warganya sekitar 4 ribu orang. Sebagian sudah dievakuasi lewat udara, tapi masih banyak yang belum diketahui nasibnya.”
Situasi di lokasi digambarkan sangat parah. Bahkan, laporan dari video itu menyebutkanmasih banyak warga yang tertimbun material dan proses pencarian turut dibantu teknologi pencitraan termal.
“BKSDA Sumbar menurunkan kamera thermal. Terlihat masih banyak ratusan mayat di bawah lumpur.”ucapnya.
Sejumlah jenazah disebut telah ditemukan dan dikuburkan secara darurat oleh warga dan relawan setempat.
Hingga kini, akses menuju lokasi masih terputus, dan laporan resmi dari pemerintah belum sepenuhnya memuat keseluruhan kondisi empat nagari yang diduga “hilang” diterjang galodo tersebut.
Namun, kesaksian di lapangan memberi gambaran betapa masif dan tragisnya bencana yang menimpa Palembayan.
Haluan tengah berupaya melakukan verifikasi lanjutan serta menghimpun informasi resmi dari BPBD, pemerintah nagari, dan otoritas terkait lainnya.
Kami akan terus memperbarui informasi begitu perkembangan terbaru diperoleh dari lapangan. (*)













