JAKARTA, HARIANHALUAN.ID — Dalam menanggapi bencana hidrometeorologi (banjir dan longsor) yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dan Sumatera sejak akhir November 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah bergerak cepat memberikan layanan kesehatan, dukungan psikososial, dan bantuan logistik yang terfokus pada perlindungan anak-anak dan kelompok rentan.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR Dr Pirim Basarah Yanuarso, SpA, Subsp Kardio(K) dalam siaran pers Selasa (2/12) menyampaikan, “Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas musibah banjir yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat. Kami sangat mengapresiasi para ketua dan seluruh anggota IDAI Cabang dan juga tim satgas bencana IDAI di wilayah terdampak bencana yang sigap berkolaborasi dengan BNPB, dinas kesehatan, TNI/Polri, dan relawan untuk memastikan bantuan kesehatan tepat sasaran. Padahal ada juga para dokter spesialis anak yang rumah dan keluarganya menjadi korban terdampak, namun mereka tetap tanpa lelah membantu masyarakat korban lainnya. Terimakasih anggota IDAI!”
Dr Piprim juga menegaskan, dalam situasi darurat seperti ini, anak-anak, kaum difabel, lansia, dan ibu hamil adalah kelompok yang paling rentan. Kesehatan dan keselamatan mereka harus menjadi prioritas utama dalam proses evakuasi ke tempat yang aman.
Berikut adalah gambaran situasi dan respons yang telah dilakukan per 1 Desember 2025 berdasarkan laporan data terpadu dari tiga ketua dan wakil ketua cabang IDAI: Dr. dr. Raihan, Sp.A, Subsp.Inf.P.T(K) – Ketua IDAI Cabang Aceh, Dr. dr. Eka Airlangga, MKed(Ped), Sp.A – Wakil Ketua IDAI Cabang Sumatera Utara, dan Dr. Asrawati, M. Biomed, Sp.A, Subsp.T.K.P.S(K), FISQua – Ketua IDAI Cabang Sumatera Barat:
Gambaran Dampak Bencana (data kompilasi)
* Korban Jiwa (Anak dan Dewasa):
* Sumatera Barat: 148 meninggal dunia dengan 4 diantaranya adalah anak-anak (123 teridentifikasi, 25 belum), 105 hilang, 8 dirawat.
* Sumatera Utara: Data dari laporan menunjukkan puluhan korban meninggal dan ratusan terdampak di berbagai kabupaten seperti Sibolga, Tapanuli, Langkat, dan Binjai.
* Aceh: Fokus pada gangguan akses dan layanan kesehatan di wilayah seperti Pidie Jaya, dengan korban jiwa yang dilaporkan oleh pihak berwenang setempat.
* Wilayah Terdampak Parah & Terisolasi:
* Sumbar: Kota Padang, Solok, Padang Pariaman, Agam (khususnya Palembayan dan Lubuk Basung), serta Pasaman Barat.
* Sumut: Sibolga, Tapanuli Tengah, Pandan, Sipirok, Binjai, Langkat, dan beberapa titik di Medan.
* Aceh: Pidie Jaya, Aceh Utara-Lhokseumawe, serta beberapa kabupaten lainnya yang mengalami putusnya akses jalan dan jembatan.
* Kondisi Umum Lapangan:
* Akses transportasi sangat terbatas (hanya bisa dilewati sepeda motor atau jalan kaki), jalan rusak, jembatan putus.
* Listrik padam dan sinyal komunikasi terputus di banyak lokasi.
* Kekurangan air bersih, makanan, pakaian layak pakai, dan obat-obatan.
* Fasilitas kesehatan, seperti RSUD Pidie Jaya, mengalami keterbatasan operasional karena tenaga kesehatan tidak bisa masuk.
Respon IDAI: Layanan Kesehatan dan Bantuan Langsung
Tim dokter spesialis anak dari ketiga cabang IDAI (Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat) telah turun langsung ke lokasi bencana, berkolaborasi dengan BNPB, Dinas Kesehatan setempat, dan organisasi profesi lainnya.
A. Pelayanan Kesehatan Anak dan Pengobatan Gratis:
* Sumatera Utara:
* Binjai (KM 41B): Memeriksa 66 anak. Kasus terbanyak ISPA (37), diare (18), infeksi kulit (tinea & dermatitis).
* Langkat (KM 55): Memeriksa 125 anak. Kasus serupa didominasi ISPA (55) dan infeksi kulit (58).
* Medan Barat: Memeriksa 54 anak dengan mayoritas ISPA (43).
* Sumatera Barat:
* Melakukan skrining tumbuh kembang di Padang (47 anak, ditemukan 1 kasus speech delay).
* Melayani pengobatan di Kota Padang dan Kota Pariaman.
* Aceh:
* Mengirim Tim EMT (Emergency Medical Team) ke Pidie Jaya untuk memperkuat layanan RSUD setempat dan melakukan mobile clinic.
* Memberikan layanan kesehatan di posko pengungsian, seperti di Mesjid Agung Bireuen.
B. Bantuan Non-Kesehatan dan Dukungan Psikososial:
* Pemenuhan Kebutuhan Dasar: Membagikan air bersih, makanan siap santap, sembako, pakaian, selimut, dan perlengkapan kebersihan (sabun, pembalut wanita).
* Dukungan Nutrisi Balita (Sumbar): Berkolaborasi dengan AIMI membuat dan mendistribusikan MPASI serta makanan balita ke berbagai posko di Padang (total ratusan porsi).
* Trauma Healing: Melakukan kegiatan trauma healing untuk anak-anak di pengungsian, seperti di Kecamatan Nanggalo, Padang.
* Pemulihan Pendidikan: Menyiapkan tim psikologi anak untuk mendukung kelanjutan proses belajar.
Permasalahan dan Kekurangan yang Dihadapi di Lapangan
Tim IDAI melaporkan beberapa kendala dan kebutuhan mendesak yang masih perlu diatasi:
1. Kekurangan Obat-Obatan: Terutama untuk ISPA, diare, dermatitis, antibiotik (sirup, drop, salep), serta alat bantu pemberian obat (sendok obat, air untuk melarutkan).
2. Keterbatasan Logistik: Kebutuhan akan makanan pokok, air minum, pakaian layak pakai, selimut, dan bahan bakar untuk transportasi relawan.
3. Akses yang Sulit: Banyak wilayah terisolir sehingga bantuan sulit terjangkau. Evakuasi dan distribusi bantuan masih mengandalkan sepeda motor atau jalan kaki.
4. Kebutuhan Tenaga Kesehatan: Diperlukan lebih banyak dokter umum dan tenaga kesehatan (nakes) di posko-posko pengungsian.
5. Ancaman Kesehatan Lingkungan: Potensi wabah penyakit seperti diare, ISPA, dan penyakit kulit masih tinggi akibat kondisi pengungsian yang padat dan sanitasi buruk.
Ketua Satgas Penanggulangan Bencana IDAI, Dr Kurniawan Taufiq Kadafi, M. Biomed, Sp.A, Subsp.E.T.I.A(K) menyampaikan, IDAI terus memperkuat koordinasi untuk respons jangka menengah dengan memperluas jangkauan yakni mengirim lebih banyak tim relawan dan bantuan ke kabupaten/kota terdampak lainnya yang belum terjangkau, memperkuat posko komando (seperti Pos HEOC di Sumbar) untuk koordinasi data dan distribusi bantuan yang lebih efektif.
Tim Satgas Bencana IDAI dan Anggota IDAI Cabang di daerah terdampak juga memperkuat kolaborasi Interprofesional antara lain mempererat kerjasama dengan organisasi profesi kesehatan lainnya, pemerintah daerah, dan lembaga kemanusiaan.
Selain itu, juga bersiap untuk fase pemulihan dengan memprioritaskan kesehatan anak, penyediaan air bersih, pemantauan penyakit berbasis imunisasi (seperti campak), dan dukungan psikososial berkelanjutan.
IDAI mengajak seluruh masyarakat untuk turut berpartisipasi membantu para korban, khususnya anak-anak, melalui:
* Donasi: Bantuan yang paling dibutuhkan saat ini adalah obat-obatan anak (ISPA, diare, salep kulit), susu formula, makanan bayi, pakaian anak, selimut, air bersih, dan perlengkapan kebersihan diri.
* Relawan Tenaga Kesehatan: Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan yang bersedia ditugaskan di daerah terdampak.
IDAI juga mengajak semua pihak untuk mendoakan keselamatan dan kekuatan bagi saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera.
Informasi lebih lanjut mengenai titik pengumpulan donasi atau keperluan relawan dapat menghubungi Posko Bencana IDAI Cabang setempat. (*)














