PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Perpustakaan Daerah Kota Pariaman mencatat lonjakan kunjungan signifikan sepanjang 2025. Berdasarkan data hingga September 2025, total kunjungan mencapai 6.479 pengunjung, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang mencatat 1.645 kunjungan sepanjang 2024.
Kenaikan tersebut terlihat sejak awal tahun. Januari mencatat 195 kunjungan, disusul Februari 251 dan Maret 265 kunjungan. Angka itu terus menanjak pada April menjadi 319 kunjungan. Sementara pada Mei, perpustakaan mencatat 677 kunjungan dan meningkat lagi menjadi 882 pada Juni.
Semester kedua menunjukkan pertumbuhan lebih pesat. Juli menjadi titik awal melonjaknya kunjungan dengan 1.107 pengunjung. Agustus mencatat 1.244 kunjungan, kemudian September menjadi bulan dengan jumlah tertinggi yakni 1.539 kunjungan. Total kunjungan sembilan bulan ini bahkan melampaui akumulasi dua tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pariaman, Muhammad Syukri, mengatakan peningkatan tersebut merupakan efek dari banyaknya kegiatan nonfisik yang digelar sepanjang 2025. Menurutnya, berbagai program literasi, aktivitas edukasi, hingga kegiatan kunjungan kelas menjadi pemicu utama meningkatnya jumlah pengunjung.
“Sepanjang tahun kami menyelenggarakan banyak kegiatan nonfisik seperti lomba-lomba hingga yang akan datang festival literasi. Aktivitas-aktivitas ini membuat masyarakat, terutama pelajar, semakin tertarik datang ke perpustakaan,” ujar Syukri.
Ia menjelaskan, meski bangunan perpustakaan masih dalam tahap pembenahan, antusiasme masyarakat tidak berkurang. Sebagai fasilitas umum yang baru beroperasi sejak 2024, perpustakaan terus mendapatkan respons positif dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Pada 2024 saja, perpustakaan mencatat 1.645 pengunjung, meningkat dari 1.328 pada 2023.
Untuk mendukung peningkatan layanan, tahun ini perpustakaan menerima tambahan 400 eksemplar buku baru dari Perpustakaan Nasional RI. Penambahan koleksi ini diharapkan memperkaya referensi bacaan masyarakat sekaligus memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat literasi daerah.














