Tim pengabdian juga melakukan kegiatan pelatihan pengelolaan kesenian randai yang merupakan kesenian khas Nagari Sungai Pinang. Digelar pada Sabtu (27/8/2022) yang diikuti 40 peserta.
Dosen Antropologi Adri Febrianto menyatakan bahwa budaya dapat menjadi aset nagari yang dapat dikembangkan sebagai potensi pariwisata, seperti kesenian, upacara adat maupun aktivitas mamukek. Namun asset ini tetap harus dijaga kelestariaannya.
“Kesenian randai Nagari Sungai Pinang sudah tiga tahun terakhir vakum, salah satunya disebabkan pandemi Covid-19, dan kekurangan anggota. Kelompok randai Baringin Lauik ini cukup terkenal sampai ke nagari lainnya di Pesisir Selatan,” kata Sekretaris Nagari Sungai Pinang, Sisra Ismail.
Dalam kegiatan pelatihan pengembangan dan pengelolaan randai nagari turut hadir narasumber Hendri Yusuf, Dosen Sendratasik FBSS UNP. Ia berbagi pengalamannya dalam pengelolaan randai dan pengetahuan strategi agar randai nagari tidak hilang dan tetap lestari.
“Agar randai tetap lestari upaya yang dapat dilakukan bagi nagari adalah mendokumentasikan gerak randai dalam bentuk foto dan video, atau dalam bentuk modul, sehingga dapat dengan mudah dipelajari oleh pemuda-pemudi generasi milineal,” ucapnya.
Dalam kegiatan program nagari binaan ini juga dilakukan pelatihan pembuatan konten digital dalam rangka pengembangan pariwisata nagari, salah satu upaya nagari untuk melestarikan dan mempromosikan pariwisata Nagari Sungai Pinang. (*)














