Beliau tidak segan segan menyampaikan kritik. Dan juga melakukan koreksi bila ditemukan sesuatu yang kurang tepat atau keliru dalam penulisan.
Maka yang terbayang adalah seperti apakah nanti ulasan dari Prof Azyumardi atas buku Sejarah Perguruan Thawalib. Terutama tulisan tulisan yang mengambil referensi dari tulisan beliau sendiri dari berbagai buku karya beliau.
Maka menjelang acara peluncuran buku, dikirimkan buku Sejarah Perguruan Thawalib kepada Prof Azyumardi. Tujuan buku tersebut dikirimkan agar beliau sebelum menyampaikan ulasan pada saat peluncuran buku sudah membaca isi buku tersebut.
Ketika buku Sejarah Perguruan Thawalib sudah diterima, Prof Azyumardi mengirimkan pesan melalui whatsapp. “Terima kasih buku Sejarah Thawalib sudah saya terima. Salam sehat selalu. Azra”.
Membaca pesan yang beliau sampaikan, maka pikiran yang muncul, kira-kira seperti apa ulasan beliau atas buku Sejarah Thawalib yang berisikan tulisan sejarah berdirinya Thawalib Padang Panjang dari tahun 1895 sampai saat ini dengan tokoh tokoh pendirinya seperti Syekh Abdullah Ahmad, Syekh Daud Rasjidi, Syekh Abdul Karim Amrullah, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Buya Datuk Palimo Kayo, Buya Zainal Abidin Ahmad sampai Buya Mawardi Muhammad.
Pikiran yang melintas jika dalam ulasan beliau terhadap sejarah Perguruan Thawalib dikiritisi atau ditemukan beliau penulisan sejarahnya tidak pas, tentu ini sebuah tantangan yang cukup berat. Sebab acara peluncuran buku dilakukan dalam acara resmi yang dihadiri berbagai kalangan baik secara daring maupun luring.










