Salah satunya, kemandirian, tanggungjawab dan semangat Rasulullah itu sendiri. Meski sejak kecil Nabi Muhammad SAW sudah yatim piatu.
“Kalau dibawakan kepada murid di sini, sebenarnya hampir sama yaitu jauh dari orang tua dan untuk itu harus hidup mandiri,” katanya.
Fadrizal mengatakan, Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekedar perayaan hari keagamaan saja, namun ini hendaknya bisa jadikan sebagai cara merefleksi untuk memotivasi diri yang diimplementasikan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
“Jadi, Maulid Nabi Muhammad SAW memang harus dijadikan sebagai cara merefleksi untuk memotivasi diri,” katanya. (*)














