Total kasus pada audit kasus stunting Sumatra Barat berjumlah 145 kasus. Terdiri atas sasaran catin/calon PUS berjumlah tujuh kasus, sasaran ibu hamil 44 kasus, sasaran ibu nifas sembilan kasus, sasaran baduta/balita 85 kasus.
Dengan penyebab risikonya, yakni catin/calon PUS dengan penyebabnya adalah kekurangan energi kronik dan pernikahan di usia dini. Kemudian ibu hamil dengan penyebabnya kekurangan zat besi, asupan dan pemenuhan gizi tidak adekuat, tidak rutin ke posyandu untuk konsultasi, sanitasi tidak layak, pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dan gizi masih kurang, terpapar asap rokok dan tidak melakukan konsultasi ke dokter atau rumah sakit dikarenakan BPJS tidak ada.
Selanjutnya, ibu nifas dengan penyebabnya adalah tidak pernah ikut KB, asupan makanan dan gizi selama mengandung dan menyusui tidak adekuat dan pola menyusui anak yang tidak sesuai.
Sementara untuk baduta/balita dengan penyebabnya adalah ibu ketika hamil pada status KEK, LILA rendah, kadar HB rendah. Selain itu, juga disebabkan oleh sanitasi tidak layak, pola asuh yang tidak baik, terpapar asap rokok, tidak imunisasi lengkap, orang tua tidak memeriksa perkembangan anak di posyandu, MP ASI tidak adekuat, tidak melakukan konsultasi ke dokter atau rumah sakit dikarenakan BPJS tidak ada.
Pada kasus yang menjadi sasaran audit, hasil dari AKS dapat menjadi sebuah pembelajaran yang baik, untuk mencegah terjadinya kasus stunting dan atau berisiko stunting yang serupa pada setiap kelompok sasaran.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati mengatakan, rakor hari ini diharapkan dapat menjadi evaluasi dan perencanaan langkah tepat kedepannya. “Setelah tim pakar audit kasus stunting merekomendasikan treatment apa yang sesuai kasus stunting di kabupaten/kota, kemudian kita buat tindaklanjut dan ini akan ada perencanaan pada 2023,” katanya.
Ia berharap kasus stunting bisa turun setelah bergerak selama setahun ini. “Selama ini kita koordinasi maksimal bersama OPDKB, rencana aksi itu dilakukan berdasarkan perpres dan ranpasti itu,” ucap Fatmawati menutup. (*)














