“Ini merupakan upaya yang positif dalam menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap kebangkitan UMKM di Indonesia,” katanya.
Namun, sebetulnya lanjut Nevi itu belum cukup. Ia menyarankan, agar pemerintah juga melibatkan UMKM di segala aspek, tak hanya sebatas souvenir, namun juga terlibat dalam gelaran yang akan dilaksanakan. Tujuannya adalah agar sekitar 65 juta UMKM di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam perhelatan G20.
“Mengingat UMKM merupakan salah satu fokus utama pemerintah. UMKM telah menyumbang sekitar 60 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) Indonesia. Saya tentu terus mendorong setiap program pemerintah yang ditujukan untuk kebangkitan UMKM kita,” katanya.
Nevi mengatakan, salah satu kendala dan keluhan klasik UMKM adalah mengenai permodalan. “Oleh sebab itu, saat ini pemerintah masih terus bekerja untuk merealisasikan target level inklusi keuangan dalam negeri sebesar 90 persen di Tahun 2024,” ujarnya.
Politisi PKS ini juga menjabarkan, sebagai tindaklanjut KTT G20, untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat berkelanjutan, seimbang dan inklusif, negara mesti terlibat penuh. Hal yang sangat menarik menurutnya, salah satu sejarah penting bagi Indonesia mengingat bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang bergabung.
“Saya berharap, pemerintah dengan segala daya upaya harus bekerja sama, bersinergi dan berkolaborasi dengan negara-negara G20 untuk meningkatkan dan memanfaatkan potensi ekonomi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya, juga penduduk negara-negara yang terlibat di dalamnya. Ini penting untuk memastikan, pasca KTT G20,” tuturnya. (*)














