“Wisatawan bahkan sudah bisa memastikan keragaman geologi, biologi dan budaya Sumbar saat mereka berada di atas pesawat ketika berada di ketinggian, Sumbar harus bangga,” katanya.
Ia mengatakan, geopark harus dikembangkan dengan kerja sama seluruh pihak untuk mempercepat pengemasan kawasan wisata yang terintegrasi.
“Aspek konservasi, edukasi dan pengembangan iptek pariwisata, serta pemberdayaan masyarakat termasuk ujung tombaknya pelajar ini, sangat dibutuhkan,” katanya.
Perwakilan RIM Geopark Ranah Minang, Ahmad Fadli mengatakan, sekolah taman bumi mampu memberikan materi geogarafi dan geopark yang selama ini diketahui di sekolah dihadirkan langsung ke pelajar.
“Pelajar bisa menjadi pelopor aktivis lingkungan di wilayahnya masing-masing, mereka bisa memberikan edukasi dan menggandengkan potensi wisata alam di segi budaya lokal, seperti Danau Tarusan yang fenomenal ini,” katanya.
Ia menambahkan, Danau Tarusan pernah diteliti oleh pakar yang menduga adanya aliran sungai bawah tanah dengan kedalaman 150 meter setelah Bukit Kapur di dasar danau yang memiliki rongga.
“Dari rongga inilah air danau diserap hingga bisa tiba-tiba hilang, ini salah satu edukasi yang bisa disampaikan oleh peserta school to geopark nantinya,” katanya. (*)














