PADANG, HARIANHALUAN.ID — Aktivitas erupsi Gunung Marapi kian menurun sejak pertama kali erupsi awal Januari lalu. Namun PVMBG tetap merekomendasikan warga untuk menjauhi puncak gunung dan selalu waspada.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Marapi PVMBG, Teguh Purwanto menyebutkan selama Februari, aktivitas Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu menurun drastis dengan jumlah erupsi terbanyak tiga kali dalam sehari. “Total 329 letusan sejak pertama kali Marapi erupsi pada Sabtu (7/1), dan di Februari ada sepuluh hari gunung ini mengalami erupsi,” kata dia.
Ia menambahkan, untuk laporan terakhir pada Februari, petugas mencatat Gunung Marapi setinggi 2.891 mdpl itu mengalami kegempaan sebanyak tiga kali. “Terjadi Gempa Tornillo satu kali dengan Amplitudo 4,2 mm selama 12 detik, kemudian Tektonik Lokal satu kali selama 14 detik dan Tektonik Jauh dengan durasi 39 detik,” katanya.
Sementara cuaca terpantau berawan dan hujan dengan ain bertiup lemah ke arah timur dan barat laut serta suhu udara 21-26,7 derajat celcius. “Gunung Marapi masih di Level II atau Waspada dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilom dari kawah,” kata Teguh, kemarin.
Erupsi Marapi terbanyak di 2023 terjadi pada Senin (9/1) dengan jumlah 35 kali, sementara erupsi tertinggi terjadi di Kamis (12/1) lalu dengan ketinggian abu vulkanik mencapai satu kilometer dari atas puncak. Warga pun mulai merasa lebih aman untuk beraktivitas karena aktivitas gunung yang kian menurun.
Sebelumnya, Ahli Geologi Sumbar, Ade Edward, menyatakan, erupsi Gunung Marapi dalam beberapa waktu terakhir merupakan fenomena erupsi freatik atau depresiasi yang dipicu oleh peningkatan volume air yang terjebak di dalam kawah. Meningkatnya volume air ini diduga akibat cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir.














