HARIANHALUAN.id – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar, Herum Fajarwati merilis pada Februari 2023 Sumbar mengalami inflasi sebesar 0,13 persen secara month to month (m-to-m).
“Di Kota Padang terjadi inflasi sebesar 0,13 persen, sedangkan di Kota Bukittinggi terjadi inflasi sebesar 0,10 persen. Secara agregat, gabungan dua Kota tercatat 0,13 persen,” ujar Herum, Rabu (1/3).
Inflasi secara year on year (yoy) Kota Padang sebesar 6,80 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,37 dan Kota Bukittinggi sebesar 7,37 persen dengan IHK 115,42.”Secara agregat inflasi yoy gabungan dua Kota sebesar 6,87 persen dengan IHK sebesar115,38 persen,” ucapnya.
Lebih jauh Herum menjelaskan 10 komoditi yang dominan mendorong inflasi dan 10 komoditi yang menghambat laju inflasi selama Februari 2023.
“Dari gabungan dua Kota pada Februari 2023, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil dominan dalam pendorong inflasi yaitu cabai merah (andil 0,25 persen), ikan cakalang/ikan sisik (0,07 persen), mobil (0,04 persen), rokok kretek filter (0,03 persen), kentang (0,03 persen), minyak goreng (0,03 persen), bawang merah (0,02 persen), rokok putih 0,02 persen, tarif kendaraan roda dua online (0,01 persen), baju anak stelan (0,01 persen),” ujarnya.Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil inflasi adalah angkutan udara (-0,18 persen), daging ayam ras (-0,18 persen), petai (-0,02 persen), telur ayam ras (-0,02 persen), emas perhiasan, ikan tongkol/ambu-ambu, ayam hidup, cabai rawit, kacang panjang dan kangkung masing-masing memberikan andil (-0,01 persen)”Untuk angkutan udara tejadi penurunan harga hingga -9,67 persen sehingga memberikan andil terbesar,” ujarnya.
Selain itu, dari 90 Kota IHK di Indonesia, semuanya mengalami inflasi secara yoy. Kota Padang menduduki urutan ke-14 dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke-4 di Indonesia.Herum menjelaskan IHK merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga barang/jasa yang dibayar konsumen.
“Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga sekelompok barang/jasa yang umumnya dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.Perubahan IHK menggambarkan inflasi/deflasi harga dari barang/jasa yang berkaitan erat dengan kemampuan daya beli masyarakat. Perubahan IHK juga mencerminkan daya beli uang yang biasa dipakai masyarakat.”Semakin tinggi inflasi akan semakin rendah nilai uang dan semakin rendah daya belinya,” ucapnya menutup. (yes)














