“Keberhasilan Sumatra Barat ini berkat kerja keras, penuh ketekunan disertai disiplin dan percaya diri yang tinggi dari seluruh rakyatnya di bawah bimbingan pemerintah daerah,” kata Presiden Soeharto pada upacara penyerahan lambang supremasi pembangunan itu di Padang, 22 Agustus 1984.
Apa komentar Azwar Anas? “Ini merupakan tanda bahwa kerja masyarakat Sumatra Barat selama ini diridai Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini merupakan keberhasilan rakyat Sumatra Barat seluruhnya, dan bukan keberhasilan gubernurnya,” katanya.
Sukses memimpin pembangunan Sumatra Barat selama 10 tahun, Azwar dipercaya Kepala Negara untuk memangku jabatan Menteri Perhubungan dalam Kabinet Pembangunan V. Pada masa baktinya itulah lahir Undang-Undang Lalu Lintas. Setelah lima tahun menjadi Menteri Perhubungan, Azwar Anas yang mendapat pangkat kehormatan Letnan Jenderal TNI, diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan (1993-1998).
Semasa menjabat menteri, Azwar Anas juga dipercaya menjadi Ketua Umum PSSI dua periode (1991-1999). Di masa kepemimpinannya dikenal program Primavera dan Baretti sebagai upaya talent scouting atau pengkaderan pemain-pemain muda. Salah satunya dengan menggandeng klub Serie A Italia, Sampdoria, untuk mendidik pemain muda Indonesia. Talenta terbaik tanah air dikirim ke Italia untuk mengikuti turnamen junior Primavera (1993-1994) dan Baretti (1995-1996).
Program ini kemudian menghasilkan beberapa nama bintang, di antaranya Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti. Keduanya kemudian memberikan ilmu yang diterima dengan menjadi pelatih. Bima Sakti pernah menjadi pelatih Timnas Indonesia yang sukses menjuara Piala AFF U-16 2022. Sekarang Bima bersama Kurniawan, membantu Indra Sjafri melatih Timnas U-23.














