HARIANHALUAN.id – Hasil sensus Provinsi Sumatera Barat 10 tahun terakhir menunjukkan perbaikan yang signifikan, seperti angka kematian ibu melahirkan atau bayi yang menurun dalam dua dekade terakhir.
Capaian tersebut penting dalam pembangunan Indonesia emas 2045, terutama dalam melahirkan SDM unggul berdaya saing global melalui sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2020.
Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati menyampaikan keberhasilan pengendalian kelahiran ditandai dengan menurunnya angka kelahiran total di tahun 2022 menjadi 2,46 yang berarti sekitar 2-3 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
“Dalam sepuluh tahun terakhir terjadi penurunan fertilitas remaja (15-19 tahun) yang cukup tajam yaitu dari 28 menjadi sekitar 14 kelahiran per 1000 remaja usia 15-19 tahun,” katanya.
Menurutnya, salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dari 30 menjadi sekitar 16 bayi dari 1000 kelahiran hidup pada tahun 2022. Angka Kematian Ibu di Sumatera Barat (178) lebih rendah dari dari angka nasional (189) yang artinya terdapat 178 kematian ibu pada saat hamil, melahirkan atau masa nifas per 100.000 kelahiran hidup.
“Sekitar 7 dari 100 penduduk Sumatera Barat lahir di provinsi lain, dan yang paling banyak berada di generasi X atau usia 42-57 tahun. Kemudian untuk prevalensi disabilitas umur 5 tahun ke atas di Sumatera Barat lebih banyak terjadi pada penduduk lansia (60 tahun ke atas),” ujarnya.
Kemudian, mayoritas penduduk Sumatera Barat berumur 15 tahun ke atas berpendidikan sekolah menengah atau sederajat. Dengan kemampuan berbahasa Indonesia penduduk Sumatera Barat sebesar 97,11 persen.
“Terkait pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia emas tahun 2024, untuk mencapai itu dilihat dari capaian hasil sensus penduduk lanjutan. Laju pertumbuhan penduduk bagaimana yang dipengaruhi oleh tingkat kematian bayi, kelahiran, kesehatan, kematian ibu melahirkan,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi capaian survei kependudukan ini harus dilanjutkan dengan diintervensi di tingkat kabupaten/kota. “Dari hasil sensus 2020, diikuti sensus lanjutan tahun 2022 kita bersyukur 10 tahun terakhir Sumbar terjadi perbaikan signifikan. Kematian ibu melahirkan, kematian bayi bisa kita tekan rata-rata 50 persen. Kematian usia balita bisa juga kita tekan lebih baik,” katanya. (dar)














