HARIANHALUAN.id – Prevalensi stunting di Kabupaten Pasaman Barat saat ini mencapai 35,5 persen. Artinya penanganan stunting itu penting dilakukan oleh stakeholder terkait, agar prevalensi stunting turun di bumi mekar tuah Basamo.
Menurut Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Pasaman Barat Efrini Desri, S.Tr.Keb mengatakan untuk penanganan stunting diperlukan kerjasama yang baik untuk Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk memantapkan langkah di wilayah kerja masing-masing sehingga penanganan stunting lebih terarah dan memiliki progres yang jelas.
Ia menjelaskan jika penanganan stunting telah maksimal. Tidak mungkin angka stunting di bumi mekar tuah Basamo terus mengalami kenaikan. Dengan kerjasama dan koordinasi yang baik, angka stunting bisa saja menjadi 15 persen dari prevalensi stunting 35,5 persen tersebut.
Karena stunting adalah masalah bangsa yang begitu pelik. Jam Artinya, kondisi itu tidak dapat diperbaiki, terutama setelah anak mencapai usia dua tahun. Karena itulah kunci utama cara mengatasi stunting pada anak adalah dengan mencegahnya. Secara fisik, anak bisa dikategorikan stunting, jika tinggi badan atau panjang tubuhnya lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk itu, segera waspadai saat berat dan tinggi badan anak tampak melambat atau stagnan dan anak tampak lebih kecil (pendek) dari teman-teman sebayanya. Perhatikan dengan cermat catatan dalam KMS (Kartu Menuju Sehat). Bayi atau anak yang gagal tumbuh memiliki tinggi, berat, dan lingkar kepala yang tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan standar.
“Ada beberapa pola dalam memperbaiki stunting,”katanya.
Jika sudah terdampak stunting, maka sebelum usia 2 tahun harus diperbaiki. Berikan ASI karena ASI kaya kandungan gizi makro dan mikro yang berperan penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.
Bila anak di bawah 6 bulan dicurigai memiliki gejala awal gagal tumbuh, seperti berat badannya yang tidak naik-naik, maka pertumbuhannya harus dikejar dengan menambah intensitas menyusuinya sehingga pemberian ASI bisa optimal. Perbaiki masalah menyusui, seperti posisi menyusui yang salah bisa menjadi penyebab berat badan bayi di bawah normal.
Inilah yang membuat si kecil terancam stunting. Untuk kasus ini, cara mengatasi stunting pada anak adalah dengan ibu memperbaiki masalah menyusui.
Posisi menyusui yang benar adalah ketika kepala dan mulut bayi melekat pas pada payudara. Jika sudah masuk pada makanan pendamping ASI, maka beri olahan protein hewani. Contoh, bayi hanya diberi MPASI berupa pure buah-buahan dan sayur, tanpa diberi protein hewani.
Padahal makanan yang kaya protein hewani, seperti daging ayam, daging sapi, telur, serta susu sangat dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan yang optimal. Selain itu, imunisasi rutin juga rutin dilakukan.Tujuan utama imunisasi adalah melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya.
Anak yang tidak mendapat imunisasi juga bisa menjadi anak yang sakit-sakitan, karena kekebalan tubuhnya tidak optimal. Ingat, anak yang sering sakit lebih mudah terancam stunting karena energinya lebih banyak digunakan untuk proses pemulihan daripada untuk pertumbuhannya.
Memantau tumbuh kembang anak. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum dan makan serta habis melakukan aktivitas di kamar mandi. Tidak menjaga kebersihan diri bisa menyebabkan masalah kesehatan, seperti diare.
Diare yang terus berulang dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi, dan akhirnya meningkatkan risiko stunting. Memakai jamban sehat karena jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan bisa mencemari lingkungan, termasuk sumber air minum. Karena itu aturan jarak pembuatan septic tank dengan sumur air setidaknya harus minimal 10 meter dari sumber air minum.
Sanitasi yang buruk bisa menyebabkan masalah kesehatan, Cacingan, misalnya. Penderita cacingan biasanya mengalami gizi buruk karena cacing akan mengambil sari-sari makanan yang dikonsumsi anak. Kondisi gizi buruk inilah yang dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko stunting. (ows)














