“Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi melahirkan kader-kader persyarikatan merupakan Pondok Pesantren pertama di Sumatera Barat yang memberikan edukasi ini terhadap santrinya terkait ilmu Falak ini. Bahkan Buya Haroun L Ma’any yang pernah menjadi kepala Madrasah Kulliyatul Muballighien tahun 1951 merupakan seorang pakar ilmu Falak. Maka sudah menjadi kewajiban bagi Kauman sebagai generasi penerus perjuangan Buya Haroun untuk mewarisi serta mengembangkannya,” katanya.
Kedepan menurut Derliana akan disiapkan ruangan khusus sebagai Laboratorium Ilmu Falak di Pondok Pesantren Kauman yang akan dilounching dalam waktu dekat. Kauman akan menjadi pusat kegiatan edukasi ilmu Falak tingkat sekolah. Darimana saja, orang boleh belajar ke pesantren ini.
“Fenomena di masyarakat oleh karena ketidakpahaman mengenai metode perhitungan bulan terjadi karena beberapa sebab misalnya karena kurangnya pemahaman tentang praktek ilmu falak terutama penentuan arah kiblat serta perhitungan bulan-bulan Hijriyah,” ujarnya.
Ditambahkannya bahwa belakangan ini marak terjadi perdebatan-perdebatan tentang penentuan awal Ramadhan dan Syawal, untuk itu agar para santri tidak terjebak dengan fenomenal tersebut makanya diberikan bekal untuk santri ketika menghadapi situasi seperti belakangan ini.
“Kita tidak ingin santri Kauman terjebak dengan perdebatan yang seringkali kita lihat di media sosial tentang persoalan Hisab ini. Makanya kita bekali mereka dengan keilmuan agar mereka memahami konsep ilmu falak itu. Kemudian, Derliana menguatkan kembali bahwa ke depannya kita akan menjadikan Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah sebagai Pondok Pesantren Ilmu Falak pertama di Sumatera Barat,” tambahnya. (*)














