Selain itu dari hasil penelusuran, sambung Gubernur, juga ditemukan area yang cukup luas di kawasan Bukik Sampik. Kawasan itu dapat digunakan untuk membangun konstruksi penahan air dan pasir yang kedepannya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Ini perlu kita rancang dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu kita minta kerja sama masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai dan bantaran sungai. Sementara untuk dampak yang terjadi akibat banjir, dengan cara gotong royong diharapkan bisa segera dibersihkan. Alat-alatnya tersedia di Bukittinggi,” ucap Gubernur.
Dalam peninjauan tersebut, Gubernur Mahyeldi juga menyalurkan bantuan melalui Dinas Sosial (Dinsos) Sumbar berupa kebutuhan harian dan logistik untuk warga terdampak banjir di kawasan Ngarai Sianok. Setidaknya, terdapat 14 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dalam kejadian tersebut.
“Semoga bantuan yang disalurkan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita berharap, banjir tidak kembali terjadi, sembari kita terus berupaya mencari solusi mitigasinya,” ucap Gubernur menutup.
Turut hadir mendampingi Gubernur dalam peninjauan tersebut, Kepala Dinsos Sumbar, Syaifullah; Kepala BPBD Sumbar, Rudi Rinaldi; Plt Kepala Dinas SDABK Sumbar, Ahdiyarsyah; Kepala Biro Adpim Setdaprov Sumbar, Mursalim, serta jajaran terkait lainnya di lingkup Pemprov Sumbar dan Pemko Bukittinggi.
Disisi lain, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumbar menyebut, luapan air Ngarai Sianok yang terjadi secara tiba-tiba pada Senin (3/6) lalu, merupakan Warning bagi pemerintah daerah untuk benar-benar memperhatikan kondisi Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) di daerah tersebut.














