“Secara ilmiah, air tidak akan pernah melupakan bekas jejak alirannya. Sewaktu-waktu dia akan kembali ke jalurnya. Apalagi, secara topografi, tebing-tebing di Ngarai Sianok juga rawan terkikis erosi,” jelasnya lagi.
Artinya, tegas Tomi, kawasan ngarai sianok, tergolong kedalam daerah daerah yang sangat rentan bencana banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, penataan tata ruang perlu segera dilakukan di sepanjang aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Sianok.
“Kalau tidak segera ditata, di kemudian hari tidak tertutup kemungkinan akan terjadi musibah seperti yang sudah-sudah seperti di Lembah Anai maupun daerah lainnya,” pungkasnya. (*)














