“Adapun inovasi yang dilakukan selain massage dan shiatsu adalah produksi telur asin, produksi serbuk jahe merah dan pembuatan tas jali-jali dan rajutan. Jadi, penerima manfaat kita latih untuk menjadi UMKM yang terampil agar dapat membantu perekonomian mereka di masa yang akan datang,” ucapnya.
Ia mengatakan, pengembangan inovasi Bangku Dinamika membuat pengembangan kurikulum menjadi lebih variatif dan membuat penerima manfaat tidak bosan dalam belajar keterampilan.
“Bahkan, penerima manfaat memiliki keterampilan dalam mengolah dan memasarkan. Nilai penting di dalam inovasi ini yaitu menciptakan disabilitas entrepreneur yang mandiri secara sosial maupun ekonomi dan berkarya dengan keterampilan yang mereka miliki,” ujarnya.
Selain itu, katanya, keberhasilan inovasi ini terbukti dengan diterbitkannya surat izin usaha dan sertifikat halal bagi mereka yang sudah mampu membuka usaha dan berhasil membuat serta memasarkan produk.
“Salah satu produk yang sudah berlabel halal yaitu serbuk jahe merah sebagai obat tradisional yang langsung dibuat oleh tangan disabilitas netra mulai dari penanaman hingga pengelolahan menjadi serbuk jahe. Saat ini pemesanan serbuk jahe tersebut sudah mencapai puluhan bungkus dan menggunakan puluhan kilo bahan dasar jahe merah,” tuturnya. (*)














