PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Prosesi maatam menyimbolkan kesedihan umat muslim atas gugurnya Husain dalam peristiwa Padang Karbala. Husain merupakan cucu dari Nabi Muhammad SAW.
Tuo Tabuik Pasa, Zulbakri mengatakan, prosesi maatam dilaksanakan dengan diikuti oleh keluarga Rumah Tabuik dan kaum ibu yang bermukim di sekitarnya.
“Keluarga Tabuik dan kaum ibu akan memasuki daraga dan berkeliling di dalamnya sambil menunjukkan kesedihan, meratapi kepergian Husain yang dibunuh secara keji,” katanya kepada Haluan, Minggu (14/7).
Ia menceritakan, pada perang Karbala, kepala Husain dipenggal dan seluruh jarinya dipotong. Saat itu, Husain berperang melawan tentara Raja Yazid Bin Muawiyah.
Adapun prosesi ini berlangsung dengan didahului permainan gandang tasa. Penabuhan gandang tasa sebagai tanda dimulainya prosesi tersebut.
“Setelah itu, tuo tabuik diikuti sejumlah ibu-ibu masuk ke dalam daraga. Kemudian berjalan perlahan mengelilingi wadah tempat menyimpan tanah dari prosesi maambiak tanah disimpan,” papar Zulbakri.
Daraga didirikan dengan memasang pagar bambu berbentuk segi empat. Pada bagian atas terdapat wadah penyimpan tanah berbentuk kubah kecil dengan tiga tingkatan kain putih di tengahnya yang bermakna kain kafan.














