PADANG, HARIANHALUAN.ID —Rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada PSU DPD Ri di Sumbar telah jauh-jauh hari diprediksi banyak pihak. Selain karena minimnya sosialisasi oleh KPU, “reputasi” anggota DPD RI sendiri juga tidak begitu bagus di tengah masyarakat. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu siapa dan apa fungsi anggota DPD RI.
Direktur Riset Spektrum Politika, Andri Rusta mengungkapkan bahwa masyarakat menganggap anggota DPD adalah orang yang “jauh” dari mereka. Hal ini lantaran anggota DPD selama ini tidak pernah muncul atau tidak pernah terlihat gebrakannya.
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) tanggal 14 Februari lalu pun, partisipasi masyarakat untuk memilih kandidat DPD RI sebenarnya juga terbilang rendah. Ini terindikasi dari banyaknya ditemukan surat suara DPD RI yang tercoblos lebih dari satu atau tidak sah.
“Pada tanggal 14 Februari lalu pun, masyarakat datang ke TPS tapi tidak mencoblos. Mereka membiarkan kertas suara kosong untuk DPD RI,” ujar akademisi Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) itu.
Ia menyebut, masyarakat yang memutuskan datang ke TPS untuk memilih kandidat DPD RI hanyalah mereka yang memiliki kedekatan tertentu dengan salah satu kandidat DPD RI yang berlaga.
Misalnya saja, pemilih kandidalah masyarakat yang memiliki kedekatan dengan kader-kader PKS. Begitupun dengan warga Muhammadiyah yang akan cenderung memilih Irman Gusman atau Jelita Donal pada PSU DPD RI.
“Inilah tipelogi masyarakat yang hadir ke TPS. Masyarakat yang tidak punya ikatan emosional dengan salah satu kandidat, cenderung tidak punya alasan untuk memilih. Apalagi kampanye atau ajakan menyalurkan hak pilihnya juga tidak maksimal,” katanya.
Andri Rusta meyakini, minimnya partisipasi pemilih pada PSU DPD RI ini sangat berkaitan dengan ketidaktahuan publik Sumbar terhadap kinerja, kontribusi, serta peran fungsi para anggota DPD RI terpilih pada periode sebelumnya.
Namun demikian, minimnya partisipasi pemilih diperkirakan tidak akan terjadi pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang akan digelar pada bulan November 2024 mendatang.
Apalagi, Pilkada Serentak 2024 nanti akan menjadi momen pemilihan kepala daerah tingkat kabupaten/kota dan juga provinsi sekaligus. Sehingga tingkat partisipasi pemilih sudah dapat dipastikan akan melebihi partisipasi pemilih pada PSU DPD RI. “Partisipasi pemilih di Pilkada 2024 nanti mungkin akan menyamai partisipasi pemilih pada Pileg kemarin, yaitu sekitar 78 persen,” ucapnya. (*)














