PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Pesona Budaya Tabuik 2024 telah menyelesaikan prosesi maarak saroban pada 9 Muharam 1446 Hijriah, Senin (15/7) malam. Prosesi ini merupakan prosesi keenam dalam Pesona Budaya Tabuik 2024.
Setelah maarak saroban, prosesi Tabuik akan dilanjutkan dengan Tabuik naiak pangkek dan prosesi puncak Tabuik dihoyak dan dibuang ke laut pada 21 Juli 2024.
Adapun rangkaian prosesi sebelumnya dimulai dari 1 Muharam 1446 hijriah dengan maambiak tanah.
Kemudian dilanjutkan pada 5 Muharam dengan prosesi maambiak batang pisang dan pada 8 Muharam dengan tiga prosesi yaitu, turun panja, maatam dan maarak jari-jari.
Tuo Tabuik Pasa, Zulbakri menjelaskan, prosesi maarak saroban mirip seperti maarak jari-jari.
“Bedanya, benda yang diarak merupakan saroban atau serban yang menyimbolkan penutup kepala Husain, yaitu cucu Nabi Muhammada saw.
“Tujuan dari maarak saroban adalah menginformasikan kepada masyarakat bahwa penutup kepala atau saroban Husein yang gugur di Padang Karbala telah ditemukan,” katanya kepada Haluan.
Sama dengan peristiwa maarak panja, prosesi ini juga diiringi oleh permainan perkusi yaitu gandang tambua dan gandang tasa.
Rombongan Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang juga membawa miniatur tabuik lenong yang dihoyak untuk memeriahkan acara arak-arakan.
“Setelah maarak saroban dengan keliling kampung, dua rombongan Tabuik kembali ke rumah Tabuik masing-masing. Mereka berselisih jalan di Simpang empat Tugu Tabuik,” papar Zulbakri.
Saat kedua rombongan bertemu, dimulailah tradisi Tabuik basalisiah. Kedua rombongan akan saling bentrok dengan melempar benda sebagai gambaran suasana perang.
Ketua pelaksana Tabuik, Firman Syakri Pribadi mengatakan, pada tradisi Tabuik basalisiah, tim keamanan yang terdiri dari polisi dan Satpol PP akan berjaga.
“Tim keamanan sudah siap siaga untuk menghindari bentrokan sungguhan seperti saling lempar benda keras untuk menghindari jatuhnya korban,” katanya. (*)














