PADANG, HARIANHALUAN.ID – Ketua Umum Korps HMI Wati (KOHATI) Badko HMI Sumbar, Ghita Ramadhayanti menyoroti sepinya panggung politik Sumbar dari kemunculan politisi wanita, yang disebabkan oleh kegagalan kaderisasi partai politik di Sumbar.
Hampir tidak ada caleg perempuan terpilih yang berasal dari proses kaderisasi partai, sehingga panggung politik Sumbar hanya diisi oleh figur politisi wanita dengan previlege tertentu saja.
Baca Juga: Minim Kandidat Perempuan di Pilkada Sumbar 2024
“Kita harus belajar dari perjalanan politik Emma Yohanna pada PSU DPD RI Dapil Sumbar lalu. Emma Yohanna pantas dijadikan catatan penting bagi masa depan senator atau wakil rakyat perempuan di Sumatera Barat,” kata Ghita.
Ia menekankan pentingnya kemampuan branding dan merawat basis massa untuk bertahan dalam pertarungan politik. Ghita juga meyakini bahwa sistem kaderisasi di seluruh partai politik saat ini jelas bermasalah, dengan fungsi parpol yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Hal ini menyebabkan partai hanya fokus memanfaatkan populisme seorang tokoh untuk dijadikan kandidat atau calon yang diusung partai, tanpa mempertimbangkan potensi dan kapasitas diri kader perempuan.
“Partai politik di Sumbar tidak punya ‘jualan’ kader berdasarkan track record pengabdian, melainkan hanya atas dasar privilege atau upaya perwujudan kepentingan partai dalam pesta demokrasi. Apalagi untuk perempuan, upaya parpol hanya sebatas pengisian kuota agar mencukupi syarat keterwakilan perempuan, bukan untuk kaderisasi,” tuturnya. (*)














