PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Sebanyak 120 unit septic tank tampak menumpuk di halaman kantor UPTD Air Bersih Kota Pariaman, Senin (12/8). Bak tempat pembuangan akhir tinja tersebut merupakan sisa proyek bantuan 1000 septic tank dan WC yang berjalan pada tahun lalu.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH), Feri Andri mengatakan, program bantuan septic tank dan wc itu sudah dihentikan sejak Desember 2023. Alasannya, karena tidak ada anggaran dari APBD untuk melanjutkan program tersebut.
“Septic tank itu programnya sudah dialihkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sejak Januari. Namun, tidak dianggarkan karena defisit,” katanya kepada Haluan, Senin (13/8) malam.
Kendati begitu, ia menyebut, ratusan septic tank itu sengaja ditempatkan di halaman kantor UPTD Air Bersih lantaran masih merupakan aset dari dinasnya. Sebelumnya, unit septic tank juga ada yang ditempatkan di halaman masjid di Kampung Kandang, tetapi dikumpulkan seluruhnya di halaman kantor UPTD Air Bersih.
Feri menerangkan, selama pengerjaannya, proyek tersebut baru diselesaikan untuk 880 rumah warga, sehingga menyisakan jumlah 120 unit septic tank yang belum ditimbun atau dikerjakan. Unit yang tersisa menurutnya sudah dibeli lunas, tinggal memasangnya dan melengkapinya dengan perlengkapan MCK untuk warga yang belum memiliki WC.
Kepada Haluan, Feri mengatakan bahwa proyek yang telah dikerjakan dengan kerja sama dengan kontraktor yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kendati begitu, Penjabat (Pj) Wali Kota Pariaman, Roberia, saat dikonfirmasi mengatakan, program bantuan 1000 septic tank dan WC juga memakan APBD Kota Pariaman. Pasalnya, perlengkapan yang dibeli tidak sesuai spesifikasi dan program dilaksanakan melewati batas waktu yang ditentukan.
“Programnya tidak selesai, sehingga menyisakan hutang ke kontraktor. Hutang tersebut dibayarkan melalui APBD Perubahan saat saya awal menjabat Pj Wali Kota,” ungkapnya.
Kendati sudah membayarkan hutang kontraktor, Roberia menyebut, kelanjutan program septic tank yang belum selesai terpaksa dihentikan. Sebab, sudah tidak ada anggaran daerah yang bisa diperuntukkan dalam penyelesaian programnya.
Ia menjelaskan, hutang tersebut dibayarkan sesuai dengan kebijakan baru yaitu, nol hutang, yang diterapkan untuk tahun 2024. Roberia akan fokus membayarkan hutang Pemko Pariaman yang sudah ada semasa Covid-19 yaitu pada tahun 2020.
Sampai saat ini, Roberia mengatakan sudah hampir menyelesaikan seluruh hutang pemko, termasuk hutang dengan kontraktor program bantuan septic tank. Adapun penyelesaian hutang sudah berjalan sekitar 90 persen.
“Tahun ini, kita fokus untuk melunaskan hutang dengan merencanakan defisit nol rupiah. Alhamdulillah, hutang pemko sudah dibayarkan sekitar 90 persen lebih,” ujarnya. (*)














